2012-02-20

Kasih Sayang

Tanpa persetujuan, kita tiba-tiba dilahirkan dengan tanpa bekal apa-apa, telanjang, menangis, dan orang-orang tertawa menyambut kita. Kita langsung menyandang gelar khalifatullah fil ardli serta memiliki tugas untuk memelihara alam semesta. Satu-satunya yang harus kita syukuri adalah ;kita lahir dalam keadaan Islam, suatu kebanggaan yang tidak pernah bisa dikalahkan oleh apapun. Saya tidak bisa membayangkan jika kita tidak dilahirkan dalam keadaan Islam, apakah kita akan menemukan kebenaran ajaran Islam ini sedang kita mungkin sedang memeluk agama Nasrani, Majusi, Pagan? Saya yakin bahwa sangat sangat sangat sulit menemukan kebenaran dalam ajaran agama orang lain.

Sebagai manusia yang dilahirkan, kita langsung memiliki keterikatan dengan paling tidak tiga hal : vertikal, horizontal, self. Hubungan vertikal menjelaskan dimensi tanggung jawab kekhalifahan kita kepada Allah secara langsung. Hubungan kita dengan Allah merupakan hubungan yang paling mutlak dan mulia. Hal ini biasanya direpresentasikan dengan ibadah-ibadah yang telah ditetapkan kepada kita, seperti : sholat, zakat, puasa, haji, shodaqoh, berkata baik, dan seluruh perbuatan yang terangkum dalam akhlak-akhlak yang baik. Dimensi horizontal menjelaskan hubungan kita dengan alam sekitar. Mulai dari alam biotik dan abiotik. Kita sebagai khalifah harus menjaga hubungan dengan orang-orang dilingkungan sosial, baik yang yang berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai makhluk sosial, atau dalam bahasa Aristoteles adala zoon politicon, kita tidak akan bisa hidup sendiri. Perkara makan saja, kita akan melibatkan petani, penggiling, distributor , dan penjual beras hingga kita membelinya.

Terakhir adalah dimensi diri atau self, yang juga harus diperhatikan untuk keseimbangan alam. Dimensi ini sebenarnya bisa dijadikan inti dari dua dimensi diatas, dimana, diri memiliki peranan penting untuk menjadikan pribadinya menghargai dimensi sosal dan vertikel. Ada qaulul hikmah yang berbunyi “man ‘arofa nafsahu, arofa robbahu” yang berarti siapa yang mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Tuhannya. Hal ini bisa diperluas karena orang yang telah mengenal bagaimana Tuhannya menciptakan dirinya akan menjadi mafhum untuk meningkatkan hubungannya dengan lingkungan sosialnya.

Ketiga hal tersebut haruslah kita jalankan secara seimbang demi kemuliaan kita menjadi khalifah. Jalan satu-satunya untuk menyeimbangkan ketiga dimensi tersebut adalah dengan kasih sayang yang utuh. Ya, kasih sayang. Karena Allah sendiri, dengan kasih sayangnya telah menciptakan manusia untuk mengesakanNya. Begitu juga dengan penciptaan Sayyidina Muhammad, denga kasih sayang Allah menjadikan beliau nabi terbaik, yang dengan kasih sayang juga, Nabi Muhammad menyebut kita dalam kalimat terakhir sebelum beliau wafat.

Mengapa kasih sayang menjadi kunci utama dalam penciptaan harmonisasi tiga dimensi tersebut? Karena kasih sayang telah terkodekan dalam kalimat yang setiap hari kita sebutkaan, yang mana, kalimat itu menjadi hal sunnah untuk diucapkan sebelum melakukan segala sesuatu. Bismillah arrahman arrahim, yang artinya : Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Lihat ada kata pengasih dan penyayang yang berasal dari kata kasih dan sayang. Disana ada makna tersembunyi yang hanya diketahui oleh santri-santri yang mengaji nahwu shorof atau orang umum yang mengaji tafsir.

Ar Rahman diartikan sebagai pengasih yang berarti, rasa kasih Allah itu sepanjang masa di dalam dunia dan di akhirat yang diperuntukkan bagi orang Islam da non Islam. Di alam dunia, Allah mengasihi semua makhluknya tanpa terkecuali. Baik itu kita sebagai orang muslim ataupun kepada binatang yang tidak diketahui agamanya. Begitu pula, rasa kasih Allah meliputi orang-orang Nasrani, Yahudi, Budhis, Hinduis, Sinto, dan lain-lain, bahkan Atheis. Lihatlah, mereka juga bisa makan enak, merasakan nikmat dunia yang besar. Mereka kaya, mereka menguasai barang-barang kebutuhan kita, mulai Sabun mandi hingga barang tambang.

Mengapa orang yang tidak taat kepada Allah banyak yang lebih kaya secara materi dari pada orang muslim? disinilah jawabannya. Karena ia menerima Kasih Allah. Ia hanya diberikan rasa kasih Allah sebagai Tuhan semesta Allah selama di dunia ini. Sedangkan orang muslim, atau orang-orang yang taat kepada Allah kebanyakan hanya diberikan materi yang sedikit. Ini adalah bentuk ujian selama di dunia. Karena “addunya sijnul mukminin” dunia adalah penjaranya kaum mukmin (orang-orang yang beriman kepada Allah). Sehingga dengan ujian itulah, nantinya, di akhirat, ketika hari pembalasan tiba, orang mukmin akan benar-benar kaya.

Kedua, Ar Rahim, memiliki arti penyayang di akhirat saja. Hanya di akhirat dan hanya diperuntukkan untuk orang-orang muslim. Jadi, ketika di dunia kita tidak diberikan materi yang cukup oleh Allah, maka yakinah bahwa itu merupakan ujian yang akan digantikan dengan yang lebih baik di akhirat. Ar rahim hanya diperuntukkan bagi kita, umat muslim yang ridlo denga ketentuanNya selama di dunia ini. Jadi, ini juga menjawab pertanyaan mengapa orang Islam diciptakan lemah hartanya.

Jadi bisa kita anggap dalam mengaktualisasikan kasih sayang tersebut di dunia nyata adalah, bahwa makna sayang itu lebih dalam dan sangat personal dibandingkan dengan kasih. Kita bisa memberikan sedekah kepada pengemis dengan rasa kasih saja, tidak dengan sayang. Namun jika dengan anak-anak yang lahir dari rahim kita, maka kita akan memberikan segala sesuatu dengan rasa sayang. Ketika kita menyayangi seseorang maka apapun akan kita kasihkan demi orang tersebut. Sampai disini, kita akan menemukan sebuah logika antara manusia dan Allah mengenai doa dan pengabulan doa.

Ketika Allah menyayangi kita, maka segala doa akan dikabulkan selekas-lekasnya. Namun jika karena doa tersebut kita akan menjadi kufur terhadapnya, maka bukan hal yang mustahil Allah akan menyimpan doa tersebut untuk dikasihkan kepada kita esok di akhirat. Logika ini hampir sama dengan cerita antara kita dan anak-anak kita. Anak yang berusia 10 tahun, ketika meminta sepeda motor tentu tidak akan serta merta kita kabulkan meskipun kita sangat menyayanginya. Namun kita tolak dengan halus dan berjanji esok ketika usianya telah mencukupi, anda akan membelikannya.

Dengan adanya kasih sayang ini, kita akan mampu menjadi khalifah yang penuh dengan keseimbangan. Dalam hubungan vertikal dengan Allah, kita bisa saling menyayangi sebagaimana sepasang kekasih. Kita tidak akan pernah berburuk sangka kepada Allah, kita juga tidak akan menyia-nyiakan titipan Allah seperti anak-anak, istri, harta, dan seluruh pangkat jabatan selama di dunia. Dengan sayang yang besar, kita akan percaya bahwa hanya kepadaNyalah menyembah serta memohon pertolongan.

Begitu pula hubungan kita dengan diri sendiri dan orang lain. Dengan adanya kasih dan sayang ini, kita tidak diperkenankan tidur berhari-hari demi pekerjaan yang menumpuk. Kita juga harus makan makanan yang bergizi, empat sehat, lima sempurna, dan enam halal. Itulah hak tubuh dan kewajiban kita terhadap diri sendiri. Sedangkan hubungan dimensi sosial (horizontal) dengan kita ketika kasih sayang sudah melingkupi adalah adanya timbal balik harmonis dan simbiosis mutualisme. Kita sebagai makhluk sosial harus mengasihi sesama manusia, dan jika kita sesama muslim maka saling sayang menyayangilah tanpa pamrih.

Sungguh, jika rasa kasih dan sayang sudah menjelma, maka kita akan mampu saling mencintai karena Allah, dan saling membenci karena Allah. Dimana posisi keduanya begitu tinggi dihadapan Allah.

20 Februari 2012

2012-02-18

Ayah


Seorang ibu menjadi pujaan bagi seluruh orang di dunia ini. Ibu dianggap sebagai sebuah mukjizat yang agung. Ia dijadikan sumber rujukan bagi seluruh penulis untuk membuat dunia terperangah. Cinta kepada Ibu begitu membara, bergejolak, dan membangkitkan. Ibu adalah satu-satunya wanita di dunia ini yang dimuliakan melebihi lelaki manapun. Ia disebut-sebut dalam berbagai kitab suci sebagai makhluk yang patut dicintai. Doa-doa kepada ibu laksana mutiara yang menerangi jagat. Percayalah, kita selalu lebih banyak memuji ibu dari pada ayah kita.

Saya menjumpai banyak foto keluarga yang menarik untuk saya paparkan. Dari sekian banyak foto album keluarga, ayah kita terlalu sering tidak disana. Yang ada hanyalah anda, kakak, adik, dan ibu. Kemanakah ayah? Ia yang memotret, ya, tentu saja. Ia selalu rela untuk membuat bingkai yang indah buat foto-foto kenangan kita dimana ayah selalu tidak berada didalamnya. Mengetahui foto-foto tersebut, ketika kita berada di kamar asrama atau kamar kos, kita hanya mengenang ibu yang ceria. Memeluk dengan hangat bersama saudara-saudaramu. Ingatlah, ayah yang memotret keajaiban tersebut.

Memang kita tidak bisa mendikotomikan keberadaan ayah dan ibu. Mereka berdua merupakan sumber kehidupan yang telah disahkan oleh Allah secara langsung melalui pernikahan dengan saksi yang juga ditetapkan-Nya. Namun, dalam perjalanan hidup ini memang sosok ibu lebih mendapatkan perhatian dari pada seorang ayah. Sosok ibu lebih moncer dari pada ayah. Sungguh posisi ayah telah direduksi menjadi ‘hampir tidak berguna’. Meskipun ketika dengan jernih orang-orang akan berkata bahwa ‘ayah juga patut di hormati’, namun karena alam bawah sadar sudah terlalu banyak mengkonsumsi kelebihan ibu dibandingka ayah, otomatis ketika disuruh menjawab pertanyaan : siapakah yang paling kamu hormati? Jawaban terdepan adalah ibu, kedua adalah ibu, ketiga adalah ibu, lalu keempat adalah ayah. Masih ingat haditsnya? Ya, bahkan Nabi Muhammad mengatakan bahwa kedudukan ibu lebih utama dari pada ayah.

Allah Yang Maha Mengetahuipun menyebutkan bahwa Ibu lebih utama dari pada ayah. Di dalam Al-Quran disebutkan banyak ayat mengenai keutamaan Ibu, diantaranya adalah surat Al A’qaf ayat 15 yang berbunyi :

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".

Karena telah mengandung anak-anaknya dengan susah payahlah, Ibu mendapatkan kemuliaan itu, dan juga karena itulah ayah tidak mendapatkan kemuliaan sebagaimana disebut-sebut dalam Al Quran dan hadits Nabi.

Namun, dari sisi yang berbeda ayah merupakan makhluk yang rela kehidupannya digantikan dengan putranya. Satu-satunya penulis yang karyanya saya baca serta selalu menyebut nama ayahnya adalah Andrea Hirata. Perlu pembaca ketahui bahwa saya tidak hendak menghakimi bahwa ayah lebih utama dari pada ibu, tidak. Saya sadar sepenuhnya bahwa Ibu memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak sejak di kandungan hingga dewasa. Yang ingin saya utarakan dalam tulisan ini adalah, betapa Ayah telah disisihkan dari kehidupannya.

Ayahlah yang memberikan tempat terbaik dipundaknya ketika melihat arak-arakan perayaan. Ia berdesak-desakan dikerumunan sedang kita dengan bangga duduk dipundaknya. Kita leluasa untuk melihat pertunjukan dimana semua orang harus tertutupi olehmu, dan kata ayahmu “dia anakku, dia hanya anak kecil”. Meskipun kemudian ia tidak dapat melihat apa-apa, ia hanya aka bertanya kepadamu “Gimana? Kelihatan apa nggak, nak?”. Ia selalu mendahulukanmu dari siapapun. Ayah adalah sosok yang luar biasa.

Apakah anda ingat ketika sakit? Ayah tidak pernah memanjakan anda bukan? Tapi ia tidak pernah tidur sedetikpun karena khawatir kalau-kalau anda membutuhkannya. Anda tidak tahu kalau ayah terus menunggumu diluar sambil merokok gelisah. Coba anda berteriak, maka dalam satu detik ia akan berada disamping kepalamu dengan khawatir. Ia juga satu-satunya orang yang melupakan keinginannya demi tercapainya keinginanmu. Ayah juga yang bekerja keras untuk membayar SPP sekolah dan kuliah kita meskipun kita tidak pernah menghitung berapa keruta didahinya. Ayah, meskipun ia tidak mendapatkan uang dan hampir pasti di marahi oleh ibumu, ia akan tetap pulang, bukan demi ibu tapi demi kamu.

Dan yang paling menyenangkan adalah, ayah tahu bagaimana ayunan kita terbang tinggi tanpa membuat kita merasa takut. Saya akan mengenang bagaimana ayah mengajariku memasak dengan rumus-rumus racikan bumbu yang tidak pernah ibu ajarkan : “nak, setiap memasak, bumbu pokoknya adalah bawang merah, bawang putih, lombok, garam, dan penyedap”.

Jika tidak ada ayat Al Quran atau Hadits yang menerangkan keunggulah seorang ayah, maka saya akan membuatkan puisi untuknya.

lelaki-lelaki tua
: ayahku

lelaki tua bergegas pergi. hitam takdirnya menuntun ke pelosok sambil memesan segelas kopi, matanya tak berhenti. :dimanakah kutemukan wajah-wajah kesakitan?

ditelusurnya sunyi yang dirasakan setiap lelaki sebaya, juga pemilik warung yang lelah menatap ke arahnya. :disini tak kau temukan orang-orang, mereka seperti pecandu yang hidup dibawah bayang-bayangnya sendiri. mereka juga enggan pulang sepertimu.

didadanya ketakutan membayang bagai uap panas yang meletus, ia terkoyak, tapi terpaksa berjalan tuk mengejar orang-orang yang berkeluh ;betapa sakitnya hidupku, oh luka-luka dan tikaman dari diri sendiri.

saat malam hampir pupus dan ia menemukan seseorang, ia bersyukur dan berterimakasih sambil mendengar mereka mengumpat :istriku, anakku, mertuaku, dan saudara-saudaraku menikamku.

18 Februari 2012

2012-02-16

Fakta Sejarah Valentine's Day

Inilah yang diyakini dunia sebagai agama kasih sayang, hari Valentine. Berbagai perayaan telah dilakukan untuk mengenang seorang Santo ini. Jika seseorang mengajak anda kencan pada bulan Februari ini, maka itu menandakan dia ingin menjalin hubungan yang serius dengan anda. Setidaknya itulah yang diyakini oleh orang-orang Amerika Serikat. Pada bulan ini, setiap tahunnya kurang lebih ada satu miliar kartu ucapan “valentine” dikirimkan silang melintang diseluruh Amerika. Kejadian ini merupakan pengiriman kartu terbanyak setelah Hari Raya Natal.

Sejarah asal mula Valentne’s Day memang gelap. Ada beragam cerita yang mengatakan bahwa pastur Valentine sedang jatuh cinta padahal pastur dilarang menikah. Maka dipenggallah pastur tersebut lalu tiba-tiba nama Valentine dijadikan simbol kasih sayang. Cerita yang lain mengatakan bahwa ia dipenggal oleh seorang raja karena menikahkan orang dibulan terlarang untuk menikah ;februari. Ada banyak versi yang semuanya tidak menceritakan secara lengkap.

Banyak sekali tulisan-tulisan yang menyebutkan bahwa perayaan valentine begini ada begini. Salah satunya menyebutkan bahwa perayaan dimulai oleh para gadis yang menuliskan namanya pada secarik kertas, kemudian dimasukkan ke dalam kotak. Selanjutnya para pemuda yang hadir akan mengambil kertas didalam kotak tersebut secara acak. Nama gadis yang terpilih akan menjadi pasangan pemuda tersebut sampai pesta Lupercalia yang berikutnya (saling bertukar pasangan tanpa ikatan).Ini jelas tidak ada dasarnya, kalaupun ditemukan dalam sebuah blog atau website kemungkinan terbesarnya hanyalah tradisi disalah satu negara yang ada di dunia.

Untuk itu, agar tidak tersesat, mari kita lihat bagaimana Valentine’s Day ini bergulir dari sudut sejarah. Dengan membaca sejarah yang benar, kita akan bisa menimbang suatu permasalahan dengan akurat. Insyaallah.

Mitos Lupercalia
Lupercalia merupakan upacara pastoral yang diadakan sebelum Roma Kuno setiap tanggal 13-15 Februari untuk menangkal roh jahat dan mengamankan kota, serta memperoleh kesehatan dan kesuburan. Lupercalia ini diyakini pada zaman kuno berhubungan dengan Festival Yunani Kuno Arcadian Lykaia (Yunani : λύκος — lukos, Bahasa Latin menjadi Lupus, dalam bahasa Inggris berarti Wolf, dalam Bahasa Indonesia berarti Srigala) untuk melakukan ritual penyembahan kepada Lycaean Pan (diasumsikan dengan dewa Yunani bernama Faunus).
Remus dan Remulus

Festival Lupercalia sebenarnya diadakan untuk menghormari Lupa, seekor serigala betina yang menyusui bayi yatim bernama Romulus dan Remus, Pendiri Roma. Festival ini dirayakan di dekat gua Lupercal di Palatina Hill (sebuah bukit dimana Roma pertama didirikan). Festival ini pertama kali diketahui pada abad ke 44 SM, kemudian diketahui Gua itu rusak dan dibangun lagi oleh Agustus. Pada tahun 2007, gua itu teridentifikasi 50 kaki -15 meter- dibawah sisa-sisa reruntuhan istana Agustus.

Perayaan ini dipimpin oleh Luperci, yang diartikan sebagai “saudara serigala”, sebuah lembaga dari Sacerdotes (imam) dari Faunus, dengan hanya mengenakan kulit kambing sebagai pakaiannya. Para Luperci ini dibagi menjadi dua keluarga besar yaitu Gen Quinctiliani (atau Quinctiales) dan Gen Fabiani. Festival kemudian dimulai dengan pengorbanan dua ekor kambing jantan dan seekor anjing, lalu di lanjutkan denga naiknya dua pemuda dari keluarga Quinctiliani dan Fabiani di altar pemujaan untuk di urapi dengan darah korban yang di ambil dari pisau berdarah menggunaka wol yang telah direndam dalam susu. Setelah itu mereka kemudian disuruh tersenyum dan tertawa.

Pesta ini kemudian diikuti dengan pemotongan tali Luperci (kulit kambing) yang disebut sebagai februa. Mereka kemudian memakai kulit kambing tersebut meniru Lupercus. Setelah proses selesai, mereka berlari-lari ke sepanjang dinding kota Palatine dengan membawa potongan kulit kambing yang dikorbankan tersebut untuk dicambukkan kepada seluruh orang yang berada di rute perjalanan. Biasanya para wanita akan maju dan dengan gembira menerima cambukan kulit kambing karena dipercaya untuk mendapatkan kesuburan, mencegah kemadulan, dan meringankan sakit saat melahirkan.
Lupercus

Dari sanalah kemudian Bulan Februari diasosiasikan dengan dewa lupercus, seorang dewa kesuburan setengah telanjang dengan pakaian kulit kambing. Hari raya memperingati dewa kesuburan ini kemudian dinamakan dengan Hari Raya Lupercalia. Sumber lain menyebutkan bahwa Hari Raya Lupercalia ini untuk memperingati dewi Juno Februata yang merupakan perlambang dari Dewi Cinta.  Sedang jauh sebelumnya, pada masa Athena kuno, antara pertengahan bulan Januari sampai pertengahan bulan Fabruari juga digunakan untuk merayakan peringatan pernikahan Dewa Zeus dan Dewi Hera, bulan ini kemudian dinamakan dengan bulan Gamelion.

Fakta Saint Valentine
Banyak sekali martir kristen pada awal sejarah yang bernama Valentines. Nama Valentines yang tercatat meninggal dengan hormat pada tanggal 14 Februari ada dua orang yaitu : Valentine dari Roma (Valentinus Presb. m. Romae) dan Valentine dari Terni (Valentinus Ep. Interamnensis m. Roma).
  • Valentine dari Roma adalah seorang imam dari Roma yang menjadi martir sekitar tahun 269 dan dimakamkan di Via Flaminia. Tengkorak dari St Valentine ini diberi penghormatan dengan bunga mawar dan dipamerkan di Basilika Santa Maria di Cosmedin, Roma. Peninggalan lain ditemukan di Basilika Santa Prassede, juga di Roma, serta di Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia.
  • Valentine dari Terni menjadi uskup Interamna (modern Terni) sekitar tahun 197 dan dikatakan telah menjadi martir selama penganiayaan Kaisar Aurelian. Ia juga dimakamkan di Via Flaminia, tetapi di lokasi yang berbeda dari Valentine dari Roma. Relik-Nya berada di Basilika Santo Valentine di Terni (Basilica di San Valentino).
Dalam Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia) juga membicarakan orang suci ketiga yang bernama Valentine yang disebutkan dalam Martyrologies awal di bawah tanggal 14 Februari. Dia menjadi martir di Afrika dengan sejumlah sahabat, tapi tidak ada lagi yang diketahui tentang dirinya.

Tidak ada unsur romatisisme dalam sejarah boigrafi dari para santo tersebut. Kepala Saint Valentine ini tetap dipelihara dalam biara New Minster, Winchester dan dihormati. Meskipun tidak ada bukti bahwa santo Valentine adalah seorang santo populer pada masa kehidupannya, setidaknya sebelum puisi Chauser pada abad ke 14. Perayaan Santo Valentine tidak berbeda dengan perayaan kematian orang suci lainnya serta tidak pernah ada gereja yang diatasnamakan atau didedikasikan untuknya.

Pada tahun 1969 dalam Revisi Kalender Katolik Romawi Suci, hari perayaan Santo Valentine pada tanggal 14 Februari telah dihapus dari Kalender Romawi Umum dan diturunkan ke kalender tertentu (lokal atau bahkan nasional) karena alasan berikut : "Meskipun peringatan Santo Valentine telah dilakukan sangat lama, kini tersisa untuk tetap dlakukan pada kalender tertentu, karena, selain dari namanya, tidak ada yang diketahui dari Santo Valentine kecuali bahwa Ia telah dikuburkan di Via Flaminia pada tanggal 14”.

Berdasarkan sejarah ini, maka tidak ada hubungannya antara perayaan hari Valentine dengan orang suci manapun dari gereja. Peringatan hari kasih sayang ini memang sengaja diada-adakan dengan banyak menghidupkan legenda-legenda yang disajikan sebagai cerita nyata untuk kepentingan tertentu. Memang sampai saat ini tidak ada yang membahas secara detail dan rinci berdasarkan riset ilmiah serta studi analisis kritis untuk memecahkan kode valentine. Sehingga, dari sini kita bisa menyimpulkan sendiri bagaimana valentine yang diasosiasikan kepada perayaan orang suci kristen tersebut memang tidak ada.

Legenda Valentine
Ada dua versi penceritaan legenda valentine, yaitu versi Protestan dan versi Katolik. Keduanya sepakat bahwa St Valentine adalah seorang uskup (bishop) yang menentang  Kaisar Claudius II dengan tetap menyelenggarakan upacara pernikahan prajurit kerajaan pada bulan Februari yang dilarang. Jika melanggar maka pelaku akan dipenggal.

Pada abad ke-5 atau 6 Masehi sebuah karya bernama Passio Marii et Marthae yang menceritakan tentang kemartiran Saint Valentine dari Roma yang didasarkan pada fakta sejarah. Menurut karya tersebut, St Valentine dianiaya oleh Kaisar Romawi Claudius II yang terkesan dengan St Valentine, kemudian antara Claudius da St Valentine melakukan diskusi pribadi yang berakhir dengan harapan Claudius agar St Valentine masuk agama Paganisme Roma untuk menyelamatkan hidupnya sendiri. St Valentine tentu tidak mau dan malah mengajak Claudius agar masuk Kristen bersamanya. Karena itulah ia kemudia di eksesuki.

Sebelum eksekusi tersebut, dikabarkan bahwa Valentine melakukan mukjizat terhadap anak perempuan seorang sipir penjara, Asterius. Anak perempuannya sembuh dari buta sejak kecil berkat doa Valentine. Kemudian sebuah surat Passio (sabda Tuhan) mengulang legenda tersebut lalu menambahkan penemuan bahwa Paus Julius I membangun sebuah gereja diatas makam St Valentine.

Legenda tersebut kemudian diangkat sebagai fakta pada martyrologis (buku kesyahidan) dikemudian hari, dimulai pada martyrologis Bede pada abad ke 8 dan pada Legenda Aurea. Dalam Legenda Aurea, ada uraian sngkat singkat mengenai Acta Awal Abad Pertengahan beberapa Saint Valentine yang ditugaskan kepada St Valentine pada tangga 14 Februari. Sampai disini, tidak ada hubungan sama sekali antara St Valentine dengan romantisisme, namun hubungan itu kemudian ada karena dizaman modern cerita semakin ditambah-tambahkan oleh orang-orang.

Versi yang lain bercerita bahwa St Valentine hidup pada masa kekaisaran Romawi yang menghadapi krisis dari semua sisi, dari Galia, Slavia, Hun, Turki dan Mongol, dari Eropa Utara sampai Asia. Kekaisaran ini telah tumbuh terlalu besar untuk terlindung dari agresi eksternal dan kekacauan internal dengan kekuatan yang ada. Ketika Claudius berkuasa, ia merasa bahwa pria yang menikah biasanya lebih emosional karena memiliki keluarga. Ia yakin bahwa pernikahan membuat pria lemah. Sehingga kemudian oleh Kaisar Claudius melarang pernikahan untuk membentuk prajurit yang berkualitas..

Melihat keadaan ini St Valentine juga ikut bersedih sebagaimana seluruh bagsa Romawi, khususnya pemuda-pemudi yang sudah waktunya menikah. Namun menghadapi kediktatoran Claudius, semua orang tidak berani bersuara. Karena itulah akhirnya St Valentine memutuskan untuk tetap menikahkan pemuda-pemudi yang sedang jatuh cinta secara rahasia. Keadaan ini tidak bertahan lama karena usaha-usaha Valentine itu akhirnya diketahui oleh pihak kerajaan yang kemudian menjatuhkan hukuman mati kepada St Valentine.

Cerita ini kemudian menyambung ke cerita dalam versi yang pertama, yaitu ketika St Valentine menyembuhkan putri sipir penjara, Asterius yang memiliki anak buta. Dikatakan bahwa St Valentine memiliki beberapa kemampuan suci dan salah satunya adalah menyembuhkan orang dari sakit. Legenda Katolik mengatakan St Valentine melakukan penyembuhan tersebut dengan keimanan yang kuat. Namun  hal tersebut disangkal oleh orang-orang Protestan.

Sementara, persahabatan antara St Valentine dan putri dari kepala sipir tersebut semakin erat. Ini menimbulkan kesedihan yang dalam pada diri putri Asterius tersebut, lalu sebelum eksekusi berlangsung Valentine meminta pena dan kertas lalu menuliskan pesannya dengan membubuhkan tanda “dari Valentinemu”. Lalu Valentine mati sebagai martir karena menolak untuk meninggalkan agamanya. Ia diyakini telah dieksekusi pada 14 Februari.

Demikianlah akhirnya tanggal 14 Februari dirayakan sebagai hari pecinta dengan Santo Valentine sebagai pelindungnya.

2012-02-14

Menulis

Menulis merupakan kegiatan mendokumentasikan pemikiran. Realisasi nyata dari sesuatu yang imajinatif –dalam arti tidak bisa di indera, menjadi benda yang riil, nyata, dan bisa di indera. Karena mau tidak mau, gagasan tidak akan bisa diketahui kalau ia tidak di wujudkan. Entah itu lewat tulisan, lewat suara, lukisan/gambar, patung, ataupun video.

Jadi inti menulis hampir sama dengan kegiatan fotografi atau sinematografi dalam proses kreatif membentuk ide/gagasan menjadi sesuatu yang nyata. Untuk membuat karya yang bisa di akui secara layak, dibutuhkan kesempurnaan proses dan hasil. Ibarat membuat patung, maka tidak akan bisa diketahui sosoknya jika hanya terdiri dari dada dan tangan saja.

Kelau mau dikatakan sulit, menulis memang pekerjaan yang sulit. Dibutuhkan banyak teknik menulis dan komitmen diri untuk menyelesaikan satu buah tulisan. Belum lagi masalah pengetahuan, referensi, kompleksitas, dan hal-hal yang bersifat ideologis maupun teknis. Itu jika kita mau yang sulit. Jika mau yang mudah, menulislah berdasarkan pengalaman. Karena, kata Timur Budi Radja, pengalaman adalah inti dari menulis.

Pengalaman ini memiliki peran penting dalam membentuk sebuah tulisan. Ia seperti awal pengembaraan untuk mendapatkan feel dan taste yang akan membedakan kita dengan pengarang yang lain. Jadi, sesungguhnya menulis yang paling efektif adalah menulis berdasarkan pengalaman, karena ia mampu membawa pembaca seakan-akan melihat sendiri bagaimana pengalaman penulis tersebut –hal ini mirip dengan teknik menulis deskriptif bukan? Yang perlu digaris bawahi adalah pengalaman tidak hanya sebatas fisik saja, namun juga imajinatif. Jadi kita bisa membagi pengalaman ini menjadi dua garis besar; 1. Pengalaman nyata/fisik 2. Pengalaman Imajinatif/non fisik.

Pengalaman fisik bisa kita lihat pada tulisan-tulisan seputar artikel perjalanan yang ditulis beberapa orang seperti Claudia Kaunang dan Trinity. Ada juga Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata, serial buku Chicken Shoup, bahkan karya sastra novel seperti A Child Called It oleh Dave Pelzer dan Musashi oleh Eiji Yoshikawa[1]. Sedangkan untuk pengalaman imajinatif, kita bisa melihatnya pada hampir seluruh karya sastra yang beredar diseluruh dunia. Disini bisa kita lihat, bahkan pengalaman imajinatifpun bisa menjadi sangat nyata seperti; Harry Potter oleh JK Rowling, The Davinci Code oleh Dan Brown, Count of Monte Cristo oleh Alexnder Dumas, dan masih banyak lagi.

Saya sepakat dengan pendapat bahwa menulis itu bukan bakat alam. Ia bukan sesuatu yang diadakan oleh Pencipta kita, namun lebih kepada usaha-usaha kita untuk membuat diri kita mampu menjadi penulis. Jadi saya ulangi lagi, menulis itu butuh kerja keras dan ketekunan. Namun disadari ataupun tidak, dari sekian banyak orang yang ada, berapa banyak dari mereka yang menulis denan ketekunan yang luar biasa? Bahkan yang memiliki bakat menulis saja banyak yang gugur ketika berhadapan dengan keyboard laptopnya, apalagi yang tidak memiliki bakat? Jadi, saya memiliki kesimpulan bahwa menulis itu sama dengan pekerjaan lain, tidak lebih. Ia sama dengan memotret, ia sama dengan menghitung, ia sama dengan belajar komputer, ia sama dengan belajar mesin sepeda motor, ia sama dengan kuliah. Karena penulispun tidak bisa membenahi sepeda motornya yang rusak. Dan fotograferpun belum tentu bisa menulis tentang fotonya sendiri. Apalagi ahli matematika, juga belum tentu bisa menulis biografinya.

Intinya, kalau ingin bisa menulis ya harus tekun. Kita mesti kerja keras untuk berkomitemen melatih diri. Entah berbakat ataupun tidak, kalau tekun kita pasti akan menghasilkan sebuah tulisan yang layak untuk ditunjukkan ke orang lain. Kritik pasti akan selalu ada, bahkan pemenang Nobel Sastra “Orhan Pamuk” untuk novelnya My Name Is Red-pun tidak lepas dari kirtik dan kecaman sebelum ia menjadi besar. Apalagi si Pramoedya Ananta Toer yang bahkan terkenal sebab Trilogi Bumi Manusia-nya yang ditulis di dalam Penjara Pulau Buru, diapun di kecam ramai-ramai –bahkan hingga sekarang.

Menulis Bukan Berak

Menulis sama dengan berak. Istilah itu kerap kita dengar dari para penulis senior dan diyakini begitulah adanya. Sebenarnya istilah tersebut muncul untuk memberi semangat kepada para pemula agar rajin membaca. Karena apa yang kita tulis sangat dipengaruhi apa yang kita baca. Untuk itu ada istilah lain dirimu adalah apa yang kau baca. Jadi artinya adalah, jika ingin menulis yang berkualitas, membacalah buku yang berkualitas. Namun itu tidak mesti menjadi jika ingin berakmu berkualitas, maka makanlah makanan yang berkualitas. Mana ada berak berkualitas?

Itulah mengapa, Ajib Rosidi mengatakan kepada Pramoedya “Kau tidak menulis Pram, kau berak”. Saya yakin, Ajib Rosid sangat tahu kalau menulis dan berak itu berbeda. Bahwa Pram pada mulanya bukan penulis yang baik, itu benar, karena secara genre, Pram tidaklah sama dengan penulis lainnya. Atau bahkan sebaliknya, bahwa Ajip sedang tidak tahu bahwa sebenarnya Pram adalah calon penulis besar dengan gagasan sosial realisme-nya. Meskipun Ajib Rosdi sendiri merupakan pembaharu karya sastra modern Indonesia.

Kebutuhan membaca itu, yang benar adalah sama dengan kebutuhan makan. Hal ini bisa dijalankan kedalam tiga bentuk :

1. Jika ingin tulisan kita bagus maka membacalah yang banyak;
2. Jika ingin menulis menggunakan genre tertentu maka bacalah genre tersebut;
3. Jika ingin menulis seperti seorang tokoh tertentu, maka bacalah karya-karyanya.

Biasanya orang-orang hanya menjalankan disiplin menulis secara parsial. Yaitu membaca saja tanpa mau menulis. Atau menulis saja tanpa mau membaca. Padahal seharusnya komposisi membaca dan menulis itu 3:1, read-read-read-write. Membaca karya orang lain juga akan memberikan keluasan ilmu pengetahuan sehingga bisa digunakan data dan perbandingan ketika kita akan menulis dengan tema yang sama. Pun, membaca bisa memperbanyak perbendaharaan kata sehingga tidak kehilangan kata-kata saat ditengah jalan. Jadi, bisahkah dipisahkan antara menulis dan membaca?




[1] Kecuali Musashi yang merupakan novel berdasarkan fakta sejarah. Meskipun bukan pengalaman pribadi pengarangnya, namun sebuah fakta (bukan imajinasi) bisa menjadi dasar yang kuat untuk membentuk cerita. Sebagaimana Laskar Pelangi adalah kisah nyata yang imajinatif.

15 Februari 2012

Konstruksi Kecantikan Dalam Iklan

Iklan ialah promosi barang, jasa, perusahaan dan ide yang harus dibayar oleh sebuah sponsor. Pemasaran melihat iklan sebagai bagian dari strategi promosi secara keseluruhan. Komponen lainnya dari promosi termasuk publisitas, relasi publik, penjualan dan promosi penjualan.

Dewasa ini, iklan semakin kreatif dalam menyajikan produknya. Iklan bukan lagi ingin mempromosikan barang A atau B, namun lebih dari itu, iklan menyebabkan konsumen sadar akan kebutuhannya. Kesadaran palsu, bahwa iklan sabun menyadarkan sebuah kepalsuan yang ada dalam diri setiap wanita, bahwa tampilan cantik dengan kulit putih mulus adalah dambaan setiap orang. Sehingga kemudian perempuan-perempuan diseluruh penjuru negeri berbondong-bondong berbelanja produk kecantikan yang kini sudah bermacam-macam, mulai yang murahan, murah, dan high class.

Kesadaran palsu yang menghinggapi setiap perempuan ini akhirnya di tangkap oleh gerakan feminis yang kemudian menamai dirinya feminis eksistensialis. Akhirnya dalam feminis eksistensialis ini terciptalah konsep perempuan yang malafide, yaitu perempuan manusia yang kalah dalam proses mempertahankan eksistensinya. Salah satu bentuk malafide adalah the narcistic, yaitu perempuan yang menjadi sadar akan penampilannya sehingga mereka berusaha untuk memperbaiki penampilannya yang sesungguhnya merupakan jalan agar perempuan tadi indah untuk dilihat oleh laki-laki. Dengan kata lain laki-laki akan lebih terpuaskan menjadikan perempuan sebagai obyeknya.

Cantik adalah bertubuh langsing, berkulit putih mulus, dan rambut lurus tergerai. Itulah konsep kecantikan yang saat ini dianut oleh banyak perempuan dan laki-laki. Model yang digunakan oleh iklan kecantikan memang seperti itu, semuanya serba langsing dan berkulit putih mulus. Iklan-iklan tersebut seakan-akan ingin menciptakan konsep cantik yang didasarkan pada model iklan, sehingga ketika konsumen mandi, atau menggunakan produk kecantikan lainnya bisa membayangkan bahwa setelah mandi ia bisa menjadi Luna Maya (iklan sabun Lux yang sudah di stop peredarannya).

Ini tentu saja menciptakan gap antara perempuan yang berkulit putih dan perempuan yang berkulit sawo matang sebagaimana warna kulit rakyat indonesia. Bahkan dalam pandangan kaum laki-laki kasus ini semakin menyakitkan kaum perempuan yang tidak memenuhi standar kecantikan umum tersebut. Padahal banyak sekali konsep kecantikan yang tidak mempedulikan fisik perempuan, namun kualitas pribadi perempuan yang sesungguhnya bisa di ciptakan dengan kesungguhan diri perempuan. Sebagaimana konsep perempuan cantik menurut H. Rhoma Irama dalam lagunya yang berjudul Sholeha “Setiap keindahan yang tampak oleh mata. Itulah perhiasan, perhiasan dunia. Namun yang paling indah di antara semua Hanya isteri salehah, isteri yang salehah”. Perempuan yang sholeha bisa di capai oleh seiapapun, meskipun berkulit hitam legam, atau memiliki rambut kawul, bahkan bisa dimiliki oleh orang yang hidup di bawah jembatan.

Seandainya setiap orang memahami bahwa konsep kecantikan tidak semata pada kondisi fisik, namun dalam rohani maka semua orang akan berlomba-lomba menjadi orang baik. Lihatlah bagaimana konsep kecantikan di bawah ini,

Untuk membentuk bibir yang menawan, ucapkanlah kata-kata kebaikan. Untuk mendapatkan mata yang indah, carilah kebaikan pada setiap orang yang anda jumpai.

Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing,bagikanlah makanan dengan mereka yang kelaparan. Untuk mendapatkan rambut yang indah, mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari. Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan, dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian. Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain. Perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali,dan diampuni. Jadi, jangan pernah kecilkan seseorang dari hati anda. Apabila anda sudah melakukan semuanya itu, ingatlah senantiasa. Jika suatu ketika anda memerlukan pertolongan, akan senantiasa ada tangan terulur. Dan dengan bertambahnya usia anda, anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, satu untuk menolong diri anda sendiri dan satu lagi untuk menolong orang lain. Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakan, bukan pada bentuk tubuh, atau cara dia menyisir rambutnya. Kecantikan wanita terdapat pada mata, cara dia memandang dunia. Karena di matanya terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, di mana cinta dapat berkembang. Kecantikan wanita bukan pada kehalusan wajah. Tetapi pada kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya, yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta dia berikan. Dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu. Kecantikan wanita ada pada sikap lembutnya, yang terpancar dari keihlasan hati dalam merawat dan menjaga keluarga “Wanita yang cantik Adalah Wanita yang bisa menjaga harga dirinya”

Lihat betapa indahnya bila semua orang di dunia ini, baik laki-laki maupun perempuan memahami bahwa cantik adalah masalah hati, bukan lagi fisik yang di agung-agungkan. Bahwa hati nurani, intelegensi, kepribadian dan inner beauty dapat menjadikan perempuan memiliki kecantikan abadi.


Pergeseran Nilai dan Budaya Konsumerisme

A. PENDAHULUAN

Definisi iklan menurut KBBI adalah “berita atau pesan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan.” Dari definisi diatas, terdapat beberapa komponen utama dalam sebuah iklan yakni “mendorong dan membujuk”. Dengan kata lain, sebuah iklan harus memiliki sifat persuasi. Iklan pada selanjutnya akan ikut menyebarkan ideologi yang sesuai dan menguntungkan bagi produsen iklan.

Sebagaimana pengertian iklan tersebut, iklan produk kecantikan juga memiliki tujuan persuasive dan ideologi tersendiri. Ideologi ini oleh iklan dianggap sebuah kesadaran yang meyakinkan masyarakat bahwa penelitian dan semua hal yang dibawa oleh iklan adalah dunia baru yang selama ini tidak difikirkan oleh public. Ini adalah kesadaran palsu yang memang sengaja ditanamkan dalam pikiran masyarakat agar tujuan iklan tersebut terpenuhi. Tujuan ini ada yang bersifat pragmatis dengan terjualnya produk dan ada yang lebih ideologis lagi, yaitu menciptakan kebutuhan terhadap produk yang selanjutnya akan mempengaruhi budaya konsumsi masyarakat yang cenderung membabi buta.

Pergeseran nilai telah berlangsung sehari-hari dengan atau tanpa kita sadari. Masuknya industri-industri yang memproduksi produk-produk kecantikan telah memporak-porandakan konsep kecantikan, bukan hanya konsep kecantikan menurut perempuan, namun juga masyarakat Indonesia seluruhnya. Kecantikan dinilai dari seberapa putih kulit kita, seberapa ramping tubuh kita, seberapa mancung hidung kita, seberapa proposional bagian-bagian tubuh kita, dan lain-lain. Hal ini semakin membuat banyak perempuan terjebak dalam proses pemaknaan arti cantik bagi dirinya sendiri, ditambah banyaknya produk-produk yang menjanjikan kecantikan. Padahal produk-produk kecantikan yang disosialisasikan lewat berbagai media, merupakan hegemoni kapitalisme terhadap perempuan. Karena perempuan tanpa sadar “dirayu” untuk menerima pengaruh kapitalisme.

Model yang digunakan oleh iklan kecantikan memang seperti itu, semuanya serba langsing dan berkulit putih mulus karena bukan orang Indonesia asli. Iklan-iklan tersebut seakan-akan ingin menciptakan konsep cantik yang didasarkan pada model iklan, sehingga ketika konsumen mandi, atau menggunakan produk kecantikan lainnya bisa membayangkan bahwa setelah mandi ia bisa menjadi Luna Maya dan dicintai Ariel Peterpen, atau membayangkan menjadi Dian Sastrowardoyo.

Ini tentu saja menciptakan gap antara perempuan yang berkulit putih dan perempuan yang berkulit sawo matang sebagaimana warna kulit rakyat indonesia. Bahkan dalam pandangan kaum laki-laki kasus ini semakin menyakitkan kaum perempuan yang tidak memenuhi standar kecantikan umum tersebut. Padahal banyak sekali konsep kecantikan yang tidak mempedulikan fisik perempuan, namun kualitas pribadi perempuan yang sesungguhnya bisa di ciptakan dengan kesungguhan diri perempuan. Sebagaimana konsep perempuan cantik menurut H. Rhoma Irama dalam lagunya yang berjudul Sholeha “Setiap keindahan yang tampak oleh mata. Itulah perhiasan, perhiasan dunia. Namun yang paling indah di antara semua Hanya isteri salehah, isteri yang salehah”. Perempuan yang sholeha bisa di capai oleh seiapapun, meskipun berkulit hitam legam, atau memiliki rambut kawul, bahkan bisa dimiliki oleh orang yang hidup di bawah jembatan.

B. TELEVISI

Televisi sebagai media hiburan yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia dan bahkan dunia, merupakan salah satu media yang efektif untuk beriklan. Hal ini dikarenakan iklan televisi mempunyai karakteristik khusus yaitu kombinasigambar, suara dan gerak. Oleh karena itu pesan yang disampaikan sangat menarik perhatian penonton.model iklan yang disajikan oleh televisi juga sangat bervariasi. Ketika baru muncul televisi swasta, iklan hanya dalam bentuk klip, baik live action, stop action maupun animasi dan still. Namun dalam perkembangannya iklan televisi mengalami banyak sekali perkembangan. Model iklan yang sekarang ada antara lain adalah superimposed, program sponsor, running text, backdrop, caption, credit title, ad lib, property endorsment, promo ad. Perkembangan iklan yang makin kreatif tersebut menjadikan makin bervariasinya tayangan iklan dan bisa menjadi hiburan tersendiri.

Seperti telah disebutkan diatas bahwa iklan televisi mempunyai karakteristik khusus yaitu kombinasigambar, suara dan gerak. Dengan karakteristik tersebut mempunyai berbagai keunggulan dibanding media iklan lain. Diantaranya keunggulantersebut adalah:

1. Kesan Realistik
Karena sifat yang visual dan merupakan kombinasi warna-warna, suara dan gerakan, maka iklan televisi tampak hidup dan nyata. Kelebihan ini tidak dimiliki oleh media lain. Dengan kelebihan ini, para pengiklan dapat menunjukkan dan memamerkan kelebihan atau keunggulan produknya secara detail. Jika produk yang diiklankan adalah makanan yang diawetkan, maka pengiklan dapat menunjukkan kemasannya yang khas secara jelas sehingga konsumen dengan mudah mengenalnya di toko-toko. Walaupun ingatan konsumen terhadap apa yang telah diiklankan selalu timbul tenggelam, namun iklan visualmenancapkan kesan yang lebih dalam, sehingga konsumen begitu melihat produknya akan segera teringat iklannya di televisi. Pengaruh ini dapat diperkuat lagi jika pembuatan iklannya disukung dengan teknologi grafis komputer.

2. Masyarakat Lebih Tanggap
Karena iklan televisi dinikmati dirumah-rumah dalamsuasana yang serba santai atau reaktif, maka pemirsa lebih siap untuk memberikan perhatian4. Perhatian terhadap iklan televisi semakin besar jika materinya dibuat dengan standar teknis yang tinggi, dan atau menggunakan tokoh-tokoh ternama sebagai bintang iklan.

3. Repetisi/Pengulangan
Iklan televisi bisa ditayangkan beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya, dan dalam frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu muncul. Sekarang ini para pembuat iklan televisi tidak lagi membuat iklan yang panjang-panjang, mereka justru membuat iklan pendek dan menarik. Agar ketika ditayang ulang, pemirsa tidak cepat bosan. Iklan dengan pendekatan emosi yang membikin penasaran pemirsa juga bisa digunakan sebagai teknik untuk lebih diingat oleh pemirsa.

4. Ideal Bagi Pedagang Eceran
Iklan televisi sangat membantu penjualan ditigkat pedagang eceran. Hal ini disebabkan karena selain para pedagang eceran juga menonton televisi seperti orang lain, iklan televisi tersebut seolah-olah dibuat untuk mereka. Pedagang memahami bahwa sesuatu yang diiklankan di televisi, maka permintaan akan barang tersebut akan meningkat sehingga stok barang akan cepat terjual. Agen atau sub agen suatu produk kadang-kadang sulit untuk menjual atau menitipkan produk kepada pedagang eceran jika mereka tidak dapat member jaminan bahwa produk tersebut diiklankan di televisi. Beriklan di televisi bahkan menjadi keharusan jika produsen berhubungan dengan perusahaan supermarket yang mempunyai ratusan cabang. Peredaran barang harus berlangsung dengan cepat dan tidak ada yang lebih mampu mempercepat peredaran barang selain televisi.

5. Terkait dengan Media Iklan Lain
Tayangan iklan televisi mungkin saja mudah terlupakan begitu saja. Tapi kelemahan ini bisa diatasi dengan memadukannya denga media iklan lain. Jika konsumen memerlukan informasi lebih lanjut atau perlu dijabarkan lebih detail, iklan televisi bisa dipadukan dengan iklan di tabloid-tabloid minggua, khususnya tbloid yang mengulas acara-acara televisi. Iklan pendukung juga bisa demuat di surat kabar harian. Iklan surat kabar adalah rujukan atas iklan yang telah ditayangkan di televisi.

C. PERGESERAN NILAI DAN BUDAYA KONSUMERISME
1. PERGESERAN NILAI

Pada masa klasik tubuh perempuan yang indah selalu diidealisasikan sebagai tubuh yang gemuk dan berisi. Patung dan gambar-gambar perempuan telanjang termasuk visualisasi Dewi Venus lambang kecantikan seorang perempuan pada masa Yunani Klasik sampai masa Renaissance digambarkan memiliki lipatan lemak di pinggang, paha dll.

Ini disebabkan pada masa lalu perempuan dinilai dari kesuburannya sehingga perempuan yang berisi bahkan gemuk dianggap mewakili konsep ideal mengenai tubuh perempuan. Di komunitas masyarakat yang sangat mengagungkan kesuburan perempuan semakin gemuk perempuan maka ia akan dipandang semakin subur yang akhirnya dianggap sebagai bentuk ideal perempuan cantik. Di kalangan masyarakat Arab misalnya, secara tradisi masyarakat Arab terbagi dalam kabilah-kabilah yang seringkali saling berperang satu dengan lainnya. Karena itu kesuburan perempuan menjadi sangat penting karena kuatnya sebuah kabilah ditentukan oleh banyaknya jumlah anggotanya dan perempuan yang subur akan menentukan kejayaan kabilah itu di masa depan. Itulah sebabnya di kalangan masyarakat Arab bahkan sampai sekarang di tradisikan bahwa perempuan yang sudah menikah harus bertubuh gemuk bahkan gembrot, bila tidak maka akan dianggap mempermalukan nama keluarga.

Beauty Inside, masihkah stigma ini dijunjung banyak perempuan? Apalagi dengan semakin berkembangnya teknologi yang masuk. Arus informasi yang berkembang lewat media massa seperti televisi, telah menyeret banyak perempuan ke dalam pemaknaan yang lain dari kecantikan, yaitu Beauty Outside. Perempuan selalu identik dengan upaya untuk terus mempercantik dirinya. Bisa dihitung lewat iklan di televisi dalam 1 jam ada berapa banyak iklan yang menunjukkan produk-produk yang menunjang kecantikan perempuan. Apalagi dengan penggunaan model-model iklan yang berukuran tubuh khas ras kaukasoid (tubuh ramping menjulang tinggi, kaki mulus, hidung mancung, kulit putih bersih, dll), semakin menyeret perempuan untuk memaknai kecantikan lebih dari sekedar kecantikan dari dalam (inner beauty).

Tidak ada perempuan yang tidak ingin terlihat cantik, bahkan perempuan-perempuan yang sudah berusia paruh baya. Dan kapitalisme melihat peluang ini, lewat banyak produk-produk kecantikan yang menawarkan “keawetmudaan” bagi perempuan-perempuan paruh baya. Dan bagi, perempuan-perempuan muda, ditawarkan berbagai produk kecantikan yang menawarkan pemutihan kulit, pelangsing tubuh, pewarna rambut, dsb.

Perempuan semakin terjebak pada konsumerisme yang berlebih setiap harinya. Mulai dari produk pembersih wajah sampai obat pelangsing tubuh. Kapitalisme nampaknya memanjakan perempuan sebagai seorang ratu yang mampu mengubah dirinya lewat produk-produk kecantikan. Hampir sebagian besar produk-produk kecantikan itu datang dari negara-negara seperti Cina, Jepang, Eropa, Amerika, dll. Mereka memperkuat industri kecantikan lewat pembangunan MLM dan MNC di Indonesia.

Pola konsumerisme yang tinggi pada kebutuhan produk kecantikan dilihat sebagai peluang bisnis segelintir orang yang mencoba mengambil keuntungan dengan memasulkan berbagai produk kecantikan. Mulai dari merk kosmetik, pakaian, tas, sepatu, dan lain-lain. Dan perempuan sebagai objek, tanpa disadari telah dieksploitasi oleh kapitalisme. Kapitalisme mengeksploitasi perempuan, dan perempuan mengeksploitasi diri untuk mencapai “kecantikan” yang sempurna (nalar instrumental). Dan pada akhirnya perempuan terjebak pada ketergantungan untuk mengeksploitasi diri lewat pemakaian produk-produk kecantikan.

Dari hal ini bisa dilihat, bahwa kata “cantik” yang disebarkan oleh kapitalisme lewat produk kecantikan telah memanipulasi banyak pikiran perempuan tentang diri mereka. Mereka berupaya memenuhi kriteria “cantik” yang ditayangkan oleh media, lewat penggunaan produk kecantikan. Upaya mempercantik diri, jika dilihat memang merupakan salah satu bentuk nalar instrumental. Di mana eksploitasi atas diri perempuan dilakukan untuk mencapai kecantikan. Dan pada akhirnya tidak sedikit nalar instrumental telah membawa masalah baru bagi perempuan.

Masalah yang muncul dari upaya perempuan untuk mempercantik diri, misalnya anorexia akibat diet yang ketat untuk melangsingkan tubuh, kanker kulit akibat penggunaan kosmetik yang tidak aman bagi kulit, kerusakan jaringan kulit akibat suntikan silikon cair, bahkan kematian akibat operasi bagian tubuh agar menjadi lebih proposional dan menarik. Pikiran milik manusia pada akhirnya menjadi senjata pembunuh bagi diri manusia sendiri. Nalar instrumental seperti kita ketahui, memisahkan antara nilai dan fakta. Ilmu pengetahuan telah memberikan kemajuan dalam industri kimia untuk produk kecantikan; namun bukan menjadi masalah bagi ilmu pengetahuan apakah produk itu menolong ataukah membunuh manusia secara perlahan. Dalam hal kecantikan, bedah plastik memang suatu temuan dalam dunia kesehatan dan kecantikan, namun tidak jarang pada akhirnya mendorong seseorang menjadi “pecandu bedah plastik”. Suatu penyakit psikis, dimana seseorang merasa bahagia jika melakukan bedah plastik, oleh karena itu seseorang dengan kelainan seperti ini akan berupaya terus menerus melakukan bedah plastik dan sulit untuk merasa puas atas bedah plastik yang telah dilakukan. Seperti yang pernah ditampilan dalam acara Oprah Winfrey, di Metro TV.

Ketergantungan berlebih yang dialami sejumlah perempuan terhadap produk-produk kosmetik telah menghasilkan suatu kepribadian yang narsistik yang lemah, yang digerogoti oleh kecemasan dan pencarian model-model yang kuat untuk beridentifikasi (Ian Craib;1992) . Maka tidak heran jika banyak perempuan berupaya mengidentifikasi diri dengan model-model produk kecantikan atau publik figure yang lainnya. Jika benar bahwa “merasa bahagia merupakan kosmetik terbaik bagi hidup”, bagaimana para perempuan bisa tenang merasa bahagia jika stigma cantik bukan lagi beauty inside? Apalagi iklan-iklan yang ada di televisi menampilkan ikon kecantikan lewat paras kaukasoid atau indo dengan tubuh yang proposional. Jika sebagian perempuan bisa menjawab bahwa mereka bisa bahagia dengan yang mereka miliki, yang lainnya akan menjawab bahwa mereka masih ingin lebih dari yang sekarang mereka miliki.

Bagaimana perempuan melihat dan menilai tubuhnya akan sangat berkaitan dengan bagaimana lingkungan sosial dan budaya yang ada di luar dirinya menilai perempuan. Oleh karena itu tidak mengherankan jika banyak perempuan akan selalu berusaha untuk menyesuaikan bentuk tubuh mereka dengan apa yang dikatakan oleh sosial dan budaya masyarakat di sekitarnya tentang konsep kecantikan. Apalagi makna kecantikan yang ada dalam masyarakat telah dikuasai oleh media dan iklan. Hal ini telah mempersempit pengertian cantik, yang lebih diartikan sebagai bentuk fisik.

Banyak iklan yang memperlihatkan produk kecantikan sebagai perlambang kecantikan yang alami. Pada awalnya mungkin tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut (kecantikan alami dan produk kecantikan). Namun akibat seringnya dua hal tersebut disandingkan, maka menimbulkan makna baru bahwa produk kecantikan yang diperlihatkan merupakan representasi dari kecantikan alami. Fenomena yang terjadi pada kebanyakan kaum perempuan ini menunjukkan bahwa makna yang sebelumnya tidak ada dapat diciptakan atau terbentuk dan kemudian dapat benar-benar dipercaya ada. Seperti yang Baudrillard katakan bahwa saat ini banyak tercipta apa yang disebut simulasi (simulacra), ruang pemaknaan dimana tanda-tanda saling terkait tanpa harus memiliki tautan logis.

2. BUDAYA KONSUMERISME

Konsumerisme adalah paham atau aliran atau ideologi dimana seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Bisa juga disebut konsumtif dan gampangnya lagi apabila konsumtif tersebut dijadikan sebagai gaya hidup. Dan parahnya, konsumerisme cenderung mewabah di negara-negara dunia ketiga seperti Indonesia.

Masih ingat dengan tontonan reality show uang kaget? Dalam acara itu presenter menemui seseorang yang dinyatakan sebagai orang yang kesulitan ekonomi-keuangan atau dengan kata lain orang yang tidak mampu secara ekonomi-keuangan. Setelah melakukan wawancara seperlunya lalu presenter memberikan uang yang bagi mereka (orang yang ditemui) merupakan jumlah uang yang “sangat banyak”. Jumlah uang diberikan kepada mereka memang jumlah besar yaitu Rp. 10.000.000,00.(sepuluh juta rupiah). Presenter memberikan tugas kepada mereka yang menerima uang tersebut untuk membelanjakan secara langsung dengan batas waktu untuk “menghabiskan” jumlah uang tersebut selama 30 menit.

Kemudian acara selanjutnya mereka yang menerima uang Rp. 10.000.000,00 “dadakan” tersebut lalu lari-lari ke toko atau super market atau ke mall dan sebagainya untuk membelanjakan dan menghabiskan jumlah uang tersebut. Bisa kita lihat yang mereka beli adalah barang-barang yang menurut pandangan mereka adalah barang-barang yang “mewah” misalnya kulkas, televisi, radio, tape-corder, kompor gas, bahan, alat-alat masak dan makanan-makanan (supermi dan sejenisnya, snack dan sebagainya). Pembelian–pembelian tersebut begitu meriahnya, tanpa disadari pentingnya setelah mereka membeli.

Saat melakukan pembelian barang-barang tersebut memang tidak akan menjadi beban yang bersangkutan manakala yang dibeli adalah bahan-bahan makanan/ minuman atau alat-alat masak yang tidak elektromik. Akan tetapi ternyata mereka sekarang membeli peralatan dan barang-barang yang tidak primer dan yang elektronik (Kulkas, TV misalnya), tidak terpikirkan bahwa setelah membeli dan memiliki akan mengandung biaya. Biaya yang ditanggung secara harian atau bulanan adalah biaya listrik, sementara barang-barang tersebut kurang produktif untuk bisa menghasilkan uang secara harian atau bulanan. Pembelian tersebut sekedar menghabiskan uang “dadakan” yang tidak diperhitungkan beban selanjutnya setelah memiliki barang-barang tersebut. Inilah yang dikatakan sebagai bukti bahwa masyarakat kita sangat konsumerisme. Tanpa disadari dengan mendapatkan hadiah mendadak mereka memiliki barang-barang yang kurang produktif dan justru akan menjadi beban harian atau bulanan, yang berarti tidak menolong kehidupan sehari-hari, akan tetapi kebalikannya yaitu memberi beban biaya harian atau bulanan mereka.

Kita harus sadar bagaimana kita harus memilih manakala kita memperoleh dana atau uang yang berlebih. Kepada kita semua hendaknya secara sadar harus melakukan perubahan paradigma. Bagaimana kita membiasakan diri untuk berpikir “berinvestasi”. Berinvestasi secara sederhana adalah dengan menabung, membeli barang-barang yang tahan lama yang dikemudian dapat dijual dengan harga yang stabil (misalnya emas), atau kita membeli surat-surat berharga (misal saham) dan sebagainya. Mengambil contoh sederhana, yaitu manakala mereka yang memperoleh “Uang Kaget” dari presenter tersebut memiliki kebiasaan berfikir “investasi” dan bukan pandangan konsumerisme akan sangat baik jika uang tersebut dibelikan barang berharga misalnya emas. Dengan memiliki emas, tidak mengandung beban biaya yang harus dikeluarkan setelah pembelian. Dengan memiliki emas, manakala suatu saat setelah pembelian diperlukan uang tunai maka dapat dijual kembali dengan perubahan harga yang relatif stabil. Coba kita bandingkan dengan jika mereka membeli TV, yang memunculkan biaya baru setelah pembelian dan manakala dijual harganya turun yang drastis.

Sebagaimana diketahui, konsumsi barang oleh konsumen secara normal mempunyai batas tertentu. Tidak saja terbatas pada aspek pemakaian produk, namun juga terbatas pada kemampuan daya beli dengan berbagai alasan. Untuk mengenyangkan perut yang kelaparan misalnya, seseorang mungkin cukup mengkonsumsi 1 atau dua mie instant dalam satu porsinya. Mengkonsumsi lebih dari jumlah tersebut perut tidak dapat lagi menampung. Kalau dipaksakan, perut malah akan menjadi sakit. Namun dengan demand management, konsumen dibujuk untuk membeli lebih dari biasanya, dengan alasan untuk stok persediaan di rumah, kesempatan mengikuti undian dengan mengirimkan bungkus sebanyak-banyaknya, dan sebagainya. Upaya untuk meningkatkan konsumsi secara massal melalui pubikasi media massa dalam bentuk iklan. Iklan merupakan informasi yang memberikan berita yang up to date kepada konsumen mengenai produk yang bertujuan menjaga tingkat produksi. Iklan pada dasarnya bersifat membujuk pemirsa dengan berbagai iming-iming citraan yang ujung-ujungnya mendorong munculnya hasrat untuk membeli.

Melalui industri periklanan, dikembangkan cara-cara untuk menciptakan dan mendorong konsumsi sebagai bagian dari gaya hidup dalam masyarakat. Iklan digunakan untuk menciptakan kekurangan-kekurangan baru dalam diri konsumen sehingga tergerak untuk berusaha menutupinya dengan mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Iklan merepresentasikan mimpi buruk sekaligus menyenangkan. Iklan menciptakan hasrat dalam diri konsumen dan menawarkan produk sebagai jawabannya. Iklan kemudian menggeser sikap tradisional seperti hemat, kedalam sikap hidup yang hedonis (mengedepankan kesenangan duniawi) yang mengutamakan belanja. Iklan memberikan rasionalisasi kepada konsumen untuk tidak sayang mengeluaran uang sebanyak-banyaknya. Untuk menjalankan tugas tersebut, iklan telah dipikirkan sedemikian rupa sehingga menggunakan pendekatan rasional psikologis dalam ilmu yang lebih modern. Iklan kemudian menggeser dari captain of industry menjadi captain of consciusness, melalui citra yang dibangunnya. Disebut captain of conciusness karena iklan menumbuhkan kesadaran-kesadaran baru bahwa orang membutuhkan produk-produk baru dengan merek tertentu. Dalam benak konsumen terbangun kesadaran baru bahwa ia memiliki sejumlah kekurangan yang perlu dipenuhi dengan mengkonsumsi atau menggunakan produk tertentu.

Lihat saja trend kecantikan perempuan yang dikonstruksi melalui iklan saat ini. Perempuan didorong untuk tumbuh kesadarannya bahwa ia tidak dikatakan cantik bila tidak memiliki tubuh yang langsing, atau wajah yang putih bersih. Oleh karena itu ia perlu menggunakan produk-produk kecantikan, kapsul pelangsing tubuh, menggunakan krim pembesar payudara maupun krim pemutih wajah. Bila tubuh sudah langsing, payudara sudah indah, dan kulit putih, produsen lain mendikte standar kecantikan perempuan dengan mengemukakan kekurangan-kekurangan baru yang ditanamkan dibenak perempuan seolah mengatakan: “kondisi fisik yang anda miliki sekarang tidak hanya cukup seperti itu !!! wajah tidak hanya putih, namun juga bersinar”. Bila sudah putih bersinar, produk lain akan berkata: “wajah putih bersinar tidak cukup, ia perlu putih bersinar, kenyal dan sehat”.

Pendiktean yang dilakukan oleh produsen melalui iklan terjadi secara terus menerus dengan mengemukakan “kekurangan-kekurangan baru” yang harus ditutupi atau diatasi oleh perempuan dengan cara membeli produk yang diiklankan. Mungkin uraian diatas membuat kita tersentak, bahwa selama ini ternyata iklan telah mendikte kesadaran kita baik secara individu maupun kolektif. Iklan bahkan mendorong kita untuk membeli produk yang mungkin sebenarnya tidak kita perlukan, atau mempersuasi untuk mengkonsumsi produk secara berlebihan. Atau dengan kata lain, iklan memunculkan sikap konsumerisme8 pada diri kita.

D. KESIMPULAN

Dalam ilmu komunikasi kita kenal model hypodermic needle yang mengasumsikan bahwa khalayak bersifat pasif yang dapat dengan mudah diterpa dan dipengaruhi oleh pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator (dalam hal ini: tayangan televisi). Teori jarum hipodermik ini melihat bahwa pemberitaan yang dilakukan televisi diibaratkan obat yang akan disuntikan kedalam pembuluh darah khalayak, kemudian dari suntikan tersebut diharapkan natinya audience atau khalayak akan bereaksi sebagaimana yang diharapkan. Teori ini diasumsikan bahwa pesan informasi dikondisikan oleh media yang kemudian disebarluaskan secara sistematis dalam skala yang luas sehingga, pesan-pesan tadi dapat diterima oleh individu secara massif. Perlu diingat bahwa, pesan-pesan tersebut tidak diberikan pada individu per individu tetapi ditujukan kepada khalayak yang luas. Kemudian sejumlah besar individu tersebut akan memberikan tanggapan terhadap informasi tadi.

Iklan yang ada di televisi memiliki beberapa aspek yang sempurna untuk mempengaruhi khalayak agar mengikuti ideologi yang ditanamkan oleh iklan, dalam hal ini iklan produk kecantikan. Iklan inilah yang pada akhirnya merubah paradigma masyarakat tentang konsep kecantikan dan membuat perempuan-perempuan mengejar kecantikan yang ditawarkan oleh iklan produk. Pada akhirnya, ideologi ini membudaya dan membentuk masyarakat Indonesia berperilaku konsumerisme, yaitu suatu perilaku dimana seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan.

Ketidakpedulian

The opposite of love is not hate, it's indifference. The opposite of art is not ugliness, it's indifference.  The opposite of faith is not heresy, it's indifference.  And the opposite of life is not death, it's indifference.(Oct. 1986)- Elie Wiesel
Cinta membawa kepada kebahagiaan. Bahagia bisa bermakna rasa sakit yang luar biasa yang rela ditempuh oleh para pecinta demi kekasihnya. Jika kekasihnya adalah dunia fana, perempuan, harta, kedudukan, maka keduniawianlah yang akan dicapainya. Sedang cinta hakiki adalah mencintai pemilik segala kehidupan, sang Khaliq al Adzim, Allah Azza wa Jalla. Betapa indahnya jika kita mampu mencintai seluruh makhluknya demi cinta kita kepada Allah.
Dalam hemat saya, kita mencintai seorang perempuan ataupun laki-laki lalu tergila-gila kepadanya, rela menjalani kehidupan yang paling buruk disisinya, dan semua itu berlandaskan cinta kepada Allah, maka sahlah cinta itu. Tersebab keagungan akhlak kekasih, semata-mata karena agama teguh sang kekasih. Maka barangsiapa mencintai dan membenci karena Allah, sungguh sempurnanyalah iman mereka. Allah maha tahu, jika kita membohongi diri kita sendiri denga sejuta tipu daya, sesungguhnya Allah tidak akan pernah tertipu. Bahkan, tipu daya Allah kepada diri kita akan sedemikian besar jika kita berani menipu jiwa kita sendiri.
Man ahabba lillahi, wa abghadha lillahi, wa a’thaa lillahi, wa mana’a lillaahi, faqadistakmalal iimaana.”Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan menolak karena Allah, maka ia benar-benar telah menyempurnakan iman.”
Kehidupan di dunia ini terdiri dari banyak cahaya yang akan membuka mata kita menuju cinta ilahiyah. Sayangnya, bayak sekali cahaya samar-samar dari seberang jalan yang lebih kita pilih, saya tidak akan membahas setan dan sejenisnya, tapi saya membahas apa yang ada dalam diri kita sendiri. Ketidakpedulian merupakan ancaman terbesar dalam kehidupan yang kita jalani. Cinta tidak pernah menimbulkan ketidakpedulian. Cinta menumbuhkan pengertian yang dalam, begitu pula keindahan dunia ini merupakan pantulan keindahan sejati –Tuhan. Jika kita tidak mampu merasakan keindahan tersebut, maka betapa tidak pedulinya kita dengan Allah.
Kita hidup, kita merasakan cinta, kita merasakan keindahan, kita juga merasakan nikmatnya iman terhadap Allah, namun mengapa orang-orang semakin terpuruk? Sungguh, kita telah meninggalkan apa yang Nabi Muhammad katakan, “al muslimu alal muslim kal jasadil waahid”, sesama kita adalah bagaikan satu tubuh. Betapa agungnya yang telah di sabdakan oleh Rasul kita tersebut. Namun kenyataannya, kita lebih bayak cuek dan tidakpeduli terhadap nasib saudara-saudara kita.
Maka terbersit ingatan kepada Palestina, dimana umat Islam berjuang mati-matian melawan tank-tank Israel yang berkeliaran setiap malam. Tangisan umat Islam setiap saat terdengar disana, dan kita sebagai umat Islam di Indonesia yang merasakan keamanan 24 jam, sungguh sombong dan berdosa jika kita tidak pernah memikirkan bagaimana keadaan saudara kita yang berada disana. Cinta kita yang besar harus diarahkan kepada obyek yang besar pula, tidak pada hal remeh seperti mabuk kepayang kepada seorang laki-laki gagah ataupun perempuan jelita.
Ada banyak keindahan di dunia ini, ada banyak keimanan terhadap Allah, ada banyak cinta yang kita rasakan, namun ada lebih banyak lagi ketidakpedulian yang bersanding disekeliling kita. Mari kita melihat dijalan-jalan, bagaimana pengendara sepeda motor menerobos apapun yang menghambat perjalanannya. Mereka seakan-akan tidak percaya bahwa sesudah hidup ada alam barzah yang akan mempertanggungjawabkan seluruh amal ibadahnya selama di dunia. Kita juga memiliki jutaan perokok yang menyebarkan penyakit kepada wanita dan anak-anak disetiap tempat umum. Undang-undang tidak pernah mereka kenal karena pihak berwenang juga tidak tegas dalam menyikapi undang-undang tersebut. Asap motor mengepul di jalanan, asap rokok mengepul diseluruh penjuru Indonesia. Betapa tidak pedulinya orang-orang ini. Semoga anda tidak salah satu dari mereka.
Sebuah berita tersebar cepat di internet mengenai seorang pemulung di Jakarta yang membopong anaknya yang telah meninggal untuk dimakamkan di pemakaman umum Kampung Kramat. Ia tidak mampu membayar ambulan guna mengantarkan anaknya untuk yang terakhir kali tersebut. ia menggendong anaknya berbungkus sarung kumal karena tidak bisa membeli kain kafan, dinaikkan kereta api listrik dari Jakarta ke Bogor. Tapi ditengah perjalanan, karena geger penumpang kereta, ia lalu diturunkan dan dibawa ke polisi. Lalu anaknya di visum di RSCM untuk mengetahui apakah anaknya korban kekerasan atau tidak. Sebelum kematiannya, ayahnya hanya bisa membawa gadis kecilnya itu ke puskesmas satu kali. Meskipun dengan biaya Rp 4000 rupiah, ia tidak mampu. Mari kita lihat kondisi kita. Sebagai apapun, kita lebih kaya darinya, terutama mahasiswa yang menghabiskan satu kali makan di warung Rp 4000-Rp 10.000. Maka sungguh biadabnya jika kita tidak bersyukur.
Yang terakhir, lawan dari kehidupan sesungguhnya adalah ketidakpedulian. Jika kita menginginkan kehidupan yang benar-benar sempurna, maka kita harus peduli. Islam adalah agama yang paling peduli, ajaran-ajarannya menembus batas kemanusiaan yang agung. Puasa yang dijadikan rukun islam merupakan cara yang harus ditempuh oleh umat islam untuk merasakan penderitaan kaum papa yang kekurangan makanan. Sedangkan zakat adalah realisasi jelas dari adanya kesadaran peduli terhadap kaum fakir miskin. Sungguh, jika kita mengaku beriman kepada Allah, maka hendaklah kita peduli terhadap nasib orang-orang disekliling kita dengan cara-cara yang telah ditetapkan Allah Azza Wa Jalla. Subhanallah.
14 Februari 2012