Kehidupan ini penuh dengan hal-hal yang tidak masuk akal. Kita tidak bisa menambah mengurangi mengali dan membagi dengan tepat segala sesuatu. Kehidupan sosial kita berkembang secara alamiah –dengan beberapa konstruksi yang saya kira tetap bisa dikatakan sebagai ‘apa adanya’. Kita sebagai manusia mengalami kebahagiaan juga kesakitan, mengalami masa penuh semangat dan motivasi, tapi juga pernah terpuruk pada suatu lembah tanpa dasar. Jika kita bahagia kita akan lupa pernah susah, dan jika mengalami kesusahan kita akan lupa bahwa kebahagiaan pernah kita alami.
Semua hal itu normal selama kita menerimanya sebagai
gambaran obyektif sehingga tidak bisa kita tolak. Itulah kerja-kerja tuhan yang
ilmuwan sosial sebut sebagai realitas. Ada pernyataan-pernyataan pesimistis
yang diakui secara berjamaah: jika kita
tidak bisa mengubah realitas, maka ubahlah cara pandangmu terhadap realitas
itu. Asal kalimat tersebut adalah 'karena kita benar-benar tidak bisa mengubah
realitas itu', jadi kita memanipulasi pemikiran agar ‘terlihat’ bahagia. Jadi
kita akan pandai menyimpan kebahagiaan padahal sebetulnya tidak sama sekali.
Persoalan yang hampir dialami seluruh pemuda, lulusan
perguruan tinggi, hingga orang-orang idealis selalu sama: menganggur yang pada
akhirnya tidak punya uang meskipun hanya untuk makan sehari-hari; lalu tidak
punya kawan yang bisa dimintai bantuan, hingga orang-orang yang awalnya dekat
kemudian menjauh hingga tak tergapai. Dalam kondisi tertekan, kita akan melihat
segala sesuatu sebagai penolakan. Kita hanya akan bisa mendekam diri di pojok
kamar, menangis terisak, luka hati yang dalam seakan-akan tuhan tidak lagi
menganggap kita ada.
Sebagai anak rantau yang hidup di kos, saya mengalami banyak
masalah yang penyelesainnya harus menggunakan seluruh daya dan upaya yang saya
miliki. Masalah tidak bisa makan berhari-hari adalah hal yang lumrah. Menjadi
pengangguran yang memalukan, lalu kita seolah-olah berpakaian rapi dan menaiki
sepeda motor keliling kota tanpa tujuan. Bahkan saya sempat googling, apa yang
harus dilakukan oleh pemuda yang tidak punya pekerjaan? Tidak ada jawaban.
Karena itu aku ingin membuat tulisan bagaimana cara bertahan dalam kesulitan
yang paling menyakitkan dalam sejarah kehidupan kita.
Menjadi pengangguran dan tidak berguna dalam masyarakat
adalah suatu proses. Banyak orang yang mengalaminya lalu menjadi gila dan
tersungkur menjadi gelandangan. Tetapi banyak pula yang bangkit lagi yang
akhirnya sukses. Beberapa cara dapat ditempuh ketika kita dalam kondisi
tertekan :
Pertama, tetap
berusaha dengan melakukan apapun yang mungkin. Kita harus melihat lagi bahwa
setiap manusia punya kemampuan yang bisa dijual. Jika memang betul seseorang
tidak memiliki kemampuan khusus, maka belajarlah. Cara belajar orang bisa
berbeda-beda, paling mudah melalui Youtube atau dengan belajar kepada orang
yang berpengalaman secara langsung. Jika kita berada di perantauan maka akan
punya nilai plus karena kita tidak harus malu untuk melakukan pekerjaan apapun.
Ketika saya keliling Indonesia dan sampai di suatu tempat
dengan kondisi keuangan mengenaskan, saya dengan malu-malu menemui orang yang
berjualan. Di Palembang saya jualan sate, di Makassar saya jualan roti bakar
dan nasi goreng. Caranya, tunggu sampai pemilik toko atau warung tersebut mau
tutup lalu datangi. Jelaskan keinginan untuk bekerja dengan bayaran semampu
pemilik warung. Jika gagal, cari warung lainnya, dan jika berhasil maka perut
kalian akan terselamatkan untuk beberapa minggu ke depan.
Jika kalian ingin yang lebih fokus guna menyambung
kehidupan, maka mintalah bekerja di bengkel-bengkel sepeda motor dan mobil.
Atau di tempat reparasi televisi, computer, HP, dan kulkas, yang keilmuan itu
bisa dimanfaatkan untuk membuka sendiri. Intinya, jangan malu dan jangan
menyerah. Satu tempat tidak diterima, dipermalukan, atau diolok-olok, maka
tempat lain mungkin ada yang terbuka. Tidak ada yang mudah untuk menjalani
seuatu bagi orang miskin dan tidak diharapkan. Tapi kita harus membuktikan
bahwa kita berhak sukses bukan?
Kedua, tirakat.
Jangan manja dengan urusan perut. Perut bisa menunggu, tapi masa depan tidak.
Kurus kering tidak masalah demi mendapatkan kegemukan di tahun-tahun
berikutnya. Cara menghemat makan adalah dengan membeli krupuk mentah, minyak,
dan heater. Jika tidak punya tetangga yang bisa dipinjam kompornya, maka heater
bisa digunakan memasak nasi, masak mie instan, hingga goreng krupuk. Pengalaman
saya ketika kelaparan, hanya terjadi pada jam-jam ‘sangat lapar’ sekitar 6 jam
setelah makan. Tetapi setelah melewati masa kritis itu, maka 8 jam berikutnya
biasa saja.
Kadang rasa lapar membuat kita gemetar, tidak kuat untuk
melakukan apapun. Caranya dengan makan krupuk, lalu minum. Makan krupuk lagi,
lalu minum. Orang miskin biasanya mampu bertahan dengan tidak mendapatkan
asupan gizi yang cukup. Kita juga harus bisa mengatur waktu jika memang hanya
bisa makan sekali dalam sehari. Saya pernah mengalaminya bertahun-tahun ketika
sekolah SMP-SMA dan kuliah dengan predikat sukses. Karena itu, saya yakin
siapapun yang dalam masa kritis bisa bertahan dalam kondisi yang paling tidak
bisa dibayangkan sekalipun.
Ketiga, jalin
hubungan yang baik dengan setiap orang. Kita tidak akan pernah tahu siapa yang
akan menolong kita, dan siapa yang akan lari ketika kita mendapatkan kesulitan.
Meskipun rata-rata orang yang mengalami nasib sial akan merasa bahwa
orang-orang yang dulu ditolongnya malah berhampuran pergi. Karena itu menjalin
hubungan baik degan setiap orang menjadi penting, baik di masa baik-baik saja
ataupun di masa sulit. Seringnya, orang yang membantu kita saat kesulitan
adalah orang-orang yang miskin, bukan orang yang kaya secara finansial. Hal ini
bisa dibuktikan!
Hubungan yang baik juga bisa menjadi jalan keuangan. Jika
memang kita memiliki kemampuan tertentu, maka kemampuan kita akan dimanfaatkan
oleh orang-orang yang memang sudah kita kenal. Misalnya saya berkemampuan dalam
bidang jurnalistik, maka saya menawarkan hal itu kepada guru sekolah. Saya juga
belajar dair Youtube bagaimana cara diklat kepemimpinan dan game-game yang
biasa digunakan untuk diklat sekolah. Jika pun gratis tidak masalah asalkan
akomodasi ditanggung. Jadi jangan mematok tariff mahal untuk teman sendiri.
Keempat, cari
peluang kerja. Selain memanipulasi kebahagiaan diri sendiri, kita juga harus mencari
kebahagiaan yang sesungguhnya. Kebahagiaan dunia ini bisa didapat, kebanyakan
dengan memiliki materi yang cukup. Materi bisa segala sesuatu yang sifatnya
duniawi, misalnya uang, makanan, perempuan, dan juga jabatan. Kita adalah
manusia biasa yang sedang berjuang untuk menjadi manusia normal. Kita bukanlah
rasul yang jika punya kesulitan bisa langsung mencurahkan hati kepada tuhan. Karena
itu, saya sarankan untuk menggunakan jalan-jalan yang masuk akal untuk
mendapatkan kebahagiaan yang real.
Bekerja merupakan satu bagian yang bisa menjadi sebab
bagian-bagian yang lain. Pekerjaan membuat kita bisa merencanakan kehidupan
selanjutnya. Tidak masalah bekerja untuk orang alias karyawan atau menjadi entrepreneur.
Saya setuju keduanya, terutama entrepreneur. Yang tidak kusukai dari seorang entrepreneur
adalah kecongkakannya yang membahayakan, yang kemana-mana selalu bicara : buat apa kita bekerja untuk orang lain, menjadi bos dari diri sendiri meskipun kecil,
dan ucapan lainnya yang senada. Mereka seakan-akan merendahkan karyawan yang
bergaji bulanan, bekerja untuk orang lain, dan tidak bisa menjalankan segala
sesuatu seenaknya sendiri. Tidak masalah berusaha mandiri atau berusaha untuk
orang lain. Selama niat kita baik, yang kita lakukan sesuai dengan tanggung
jawab, menjadi apapun adalah sebuah keselamatan.
Kelima, berdoa. Sebagai orang beragama, hal terkhir ini
adalah kunci pokok dari yang awal-awal. Jika kalian tidak percaya pada tuhan, ya
terserah. Bagi saya, percaya pada suatu kekuatan besar di luar kendali kita
adalah sebuah anugerah yang tidak ada duanya. Karena agama dan tuhan bisa
menjadi jujugan imajinasi untuk persoalan yang pelik. Betapa banyak orang yang tidak
bahagia, lalu berlabuh pada suatu dini hari untuk munajat dan mendapatkan
kebahagiaan. Paling tidak, curhat kepada tuhan membuat kita lebih kuat keesokan
harinya.
Jika anda memilih berdoa, maka fokuskan doa itu pada satu
tujuan yang pasti. Jika ingin mendapat pekerjaan, maka berdoalah : ya tuhan, saya butuh pekerjaan untuk
membahagiakan diri sendiri dan orang lain. Saya butuh pekerjaan untuk membuat
orang-orang di sekitar saya tidak khawatir. Saya harus mendapat pekerjaan
sehingga saya bisa mengandalkan-Mu untuk sesuatu yang tidak bisa saya pasrahkan
pada manusia. Itulah doa saya ketika menjadi pengangguran. Dan memang,
tuhan itu maha baik sehingga saya mendapatkan pekerjaan yang keren lalu saya
menulis ini.
Mantap bapak, sebagai anak rantau saya sangat tersentuh, teringat beberapa pengalaman pahit yang saya lalui sebagai sebuah proses yang telah mengantar saya sampai saat ini.
BalasHapussemangat anak muda, hidup sekali, bikin jadi berarti...haha
Hapus