![]() |
minuman keras seperti ini juga menjadi bahan pembicaraan agar dianggap |
Aku menjadi teringat cerita tentang seorang perempuan yang
hampir tua. Bertempat tinggal di rumah susun dekat rel kereta api, ia kemudian
menjadi saksi kunci tentang pembunuhan anak kepada bapaknya. Sekilas, semua
orang percaya apa yang dicakapkannya. Tetapi seorang lain, yang mengalami
kehidupan yang sama dengan perempuan ini, melihat adanya kecenderungan yang
aneh.
Perempuan ini datang ke pengadilan dengan dandanan menor. Ia
tidak lagi memakai kaca mata meskipun di dua sisi hidungnya ada bekas yang tak
bisa dihillangkan. Senyumnya melambai, dan ia memberi kesaksian di hadapan
orang-orang. Suaranya didengar, ia menjadi pusat perhatian. Puluhan tahun hidup
di dunia, baru sekali ini ia merasa bahwa ia berguna. Lalu ia mengarang cerita,
begitu saja.
Kejadian orang tua itu merupakan cuplikan dari film 12 Angry
Men. Memang hal yang luar biasa saat kita dianggap orang lain. Bahwa omongan
kita didengar, keinginan kita dituruti dengan patuh, dan tingkah laku kita
diberi jempol, adalah pengalaman yang luar biasa. Banyak orang ingin dianggap
di hadapan manusia lainnya. Sehingga ia berbohong, mengarang cerita, menjadi
orang lain, hingga merekayasa segala sesuatu demi agar dianggap itu.
Hal yang paling tidak masuk akal terkait kedianggapan –yang tidak
jauh dari kesombongan yang aneh- sering dilakukan laki-laki. Kesombongan-kesombongan
mereka terhadap temannya terasa janggal, menggelikan, memuakkan, hingga aku
tersedak dan tak doyan makan. Hampir semua lelaki melakukan kesombongan yang
dibuat-buat ini. Menganggap bahwa hal itu didengar lalu ia dianggap sebagai
sosok pejantan tangguh. Buktinya tidak lain adalah nol.
Misalnya saja, seorang lelaki yang menyebut temannya sebagai
‘tidak laku’ karena tidak pacaran. Bagi sebagian orang, kejadian ini adalah hal
yang biasa. Namun bila kita berfikir jernih, ada yang tidak beres dengan
pemikiran lelaki zaman sekarang. Karena mengolok-olok temannya ini, hampir
pasti dibarengkan dengan hikayat tentang kehebatannya sendiri. Bagaimana ia
dalam usia 20 tahunan, telah berpacaran dengan 5 wanita sekaligus.
Kemudian ia mengarang cerita bagaimana ia mengencani semua pacarnya
itu, membagi waktu, dan mengajak hubungan seksual yang nikmat. Ia bercerita
dengan kesombongan luar biasa, seakan-akan kehormatan lelaki diletakkan pada
banyaknya pacar, dan kemampuan memerawani pacarnya. Coba perhatikan, bagaimana
ia bercerita tanpa henti dengan gaya tertawa yang jumawa. Memuakkan bukan?
Lebih sering dan lebih parahnya, kejadian ini ditimbali oleh
teman lainnya. Yang juga bercerita hampir sama, terkait betapa banyak perempuan
yang bisa dikencaninya, dan berapa banyak yang sudah menjadi tumbal malam
pertama. Lalu diberi tambahan, bahwa ia lelaki yang doyan minum-minuman keras
seberapapun banyaknya gelas, mengenal berbagai jenis minuman keras, lalu
ditandasi dengan rokok dan segala macam ganja dan heroin.
Aku harap kejadian-kejadian seperti ini tidak asing sehingga
bisa melihat dengan jelas bagaimana lelaki masa sekarang. Sengaja hal ini
kutulis karena kegerahan yang luar biasa. Bukan persoalan haram-halal
sebagaimana keagamaan, tapi lebih ke sosial kemanusiaan. Bagaimana bisa hal-hal
seperti itu menjadi kompetisi imajiner antar lelaki. Karena hampir 99 persen,
cerita itu gombal semua.
Bahkan seorang lelaki yang sudah menikah, kemudian mengaku
telah menakhlukkan perempuan-perempuan lainnya. Berbangga karena pernah mengenal
lokalisasi yang ada di beberapa daerah. Ketika disebut banyak mengerjai perempuan-perempuan
malam itu, dia tidak berhenti membusungkan dada. Lebih ngerinya lagi, dia
mengaku ‘perkasa’ sebagai sosok lelaki, dan bisa menyantap siapapun; mulai dari
daun muda hingga janda-janda.
Padahal dalam psikologi seksual, seorang lelaki hanya
digambarkan sebagai kompor gas yang menyala dengan cepat dan padam dengan
cepat. Sedangkan perempuan adalah magic
com yang lambat panas dan ketika dimatikan lambat pula dinginnya. Karena itu,
banyak obat kejantanan pria karena kebanyakan mereka besar mulut tapi mencari cara
bagaimana membesarkan kemaluan dan mempanjang hubungan seksual. Munafik kan?
Mau tahu kenapa lelaki
mudah keluar saat berhubungan seksual? Menurut buku psikologi seksual itu,
semuanya berasal dari sejarah. Di zaman purba, peperangan bisa terjadi secepat
kita mengedipkan mata. Karena itu, lelaki harus cepat panas sehingga bisa
mengeluarkan spermanya dan membuahi di perempuan. Setelah terpuaskan itu, ia
bisa langsung berperang karena generasi berikutnya sudah pasti ada di perut
perempuan. –butuh tulisan khusus mengupas hal ini.
Bagi lelaki yang banyak bergaul ke sana kemari, dengan
berbagai kalangan, kejadian itu tidaklah langka dan bukan sesuatu yang tabu. Dalam
kehidupanku sendiri, persoalan itu hampir tiap hari dibicarakan lelaki yang ada
di lingkunganku. Aneh dan aneh. Mereka mengaku menyimpan nama-nama perempuan,
menunjukkan sebagian pesan bbm dan whatsapp-nya kepada kita agar dipercaya
bahwa dia banyak yang mau.
Sepertinya, aku pernah mendengar cerita serupa.
BalasHapusWakaka...biasa ae Jul,
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusHarus bisa memaknai nikmatnya pacaran yang didasari dengan :
BalasHapuscinta kasih sayang?
Ataukah
nafsu ranjang?
Tapi lebih banyak nafsu ranjang
Seru bacanya..
BalasHapusSeru bacanya..
BalasHapus