Bagi anak kecil, menonton naruto tentunya hanya untuk
menghafalkan jurus kage bunsin no jutsu dan
pertarungan antar ninja yang keren. Namun bagi kita yang telah melewati masa
kanak-kanak, harusnya ada hal yang lebih dari sekedar pertarungan. Masa-masa
kegelapan yang dialami naruto, sebenarnya adalah kegelapan yang dialami oleh
kita semua yang mulai menyadari ada kehidupan yang tidak beres.
Naruto awalnya bukan orang yang sadar. Ia adalah buah dari
kebajikan gurunya, yang menularkan ilmu merenung sehingga ia dapat mengetahui
adanya ketidakberesan itu. Diperparah dengan kepergian sahabat sekaligus
kompetitornya untuk mencari kekuatan untuk membalas dendam –yang bagi naruto, balas
dendam tidak ada gunanya. Dari sinilah semua itu bermula.
Bahkan bukan hanya Naruto yang punya pandangan terbaik untuk
menyelamatkan dunia. Bagi kelompok Akatsuki yang dijadikan tokoh antagonis, mereka
juga memiliki tujuan luar biasa; menjadikan dunia tanpa kebencian. Dunia ninja,
dalam anime naruto, adalah dunia yang penuh kebencian. Balas dendam antar
bangsa, antar klan, dan dituruntemurunkan, menjadikan dunia ninja penuh
kegelapan.
Siapa yang bisa membenahi dunia yang sudah berada dalam
sistem kehancuran? Waktu itu di anime Naruto, sepertinya tidak mungkin dunia terselamatkan. Karena itulah
muncul sosok seperti Jiraiya –guru Naruto-, yang punya cita-cita menyelamatkan
dunia dengan mempercayai adanya kedamaian. Ada pula sosok seperti Uchiha Itachi
yang rela berada di kelompok Akatsuki yang jahat untuk menyelamatkan dunia
–mengingatkan kita pada sosok Adipati Karna bukan?. Dan ada pula yang seperti
Madara yang menghalalkan segala cara untuk mendamaikan dunia.
Jadi menonton film Naruto ini dapat membawa kita pada
pilihan-pilihan yang tak terduga. Dua tokoh utama yang memiliki hubungan tak
terjelaskan ini, Naruto dan Sasuke, ternyata juga harus memilih diantara hal yang
tidak mengenakkan di dunia ini. Mari kita pilih, Naruto yang meneruskan
cita-cita Jiraiya agar menyelamatkan dunia dari kebencian dengan kebaikan –yang
pastinya harus siap sakit hati-, atau menggunakan cara Sasuke yang membiaskan
cita-cita Itachi, Orochimaru, dan Madara, untuk menyelamatkan dunia dengan
menghancurkan dunia –yang pastinya akan dibenci banyak orang.
Beban Berat
Bagi Sasuke, mungkin beban beratnya adalah ketika mengetahui
seluruh klannya dibantai oleh kakaknya sendiri atas keinginan ‘Pemerintahan
Desa Konoha’. Ia kemudian bersikap dingin, tidak bersahabat, dan terobsesi
dengan kekuatan yang luar biasa guna membalaskan dendam kematian klannya ini.
Ia rela berurusan dengan kematian, ia rela teguh di jalan sendirian tanpa
seorang pun di dalamnya. Ia harus berada dalam kegelapan –tanpa tahu kapan akan
berakhir, demi sebuah kekuatan.
Sementara Naruto, menahan beban berat sepanjang hidupnya untuk
memulangkan Sasuke yang berbelok ke jalan kegelapan. Jalan ninja Naruto adalah
menyelamatkan dunia. Bukan sekedar mengurusi keinginan hati untuk begini dan
begitu. Naruto, dalam berbagai hal, menanggung beban yang lebih berat dari
siapapun juga. Karena ia satu-satunya teman Sasuke yang tidak bisa ia hentikan,
yang membuat Konoha terus mendapatkan masalah.
Salah satu scene yang membuatku tercenung dan membuatku
ingin mengalaminya berkali-kali, adalah ketika Naruto bertemu dengan Pain.
Lelaki dengan lima tubuh yang masing-masing memiliki kekuatan luar biasa ini,
mampu memporak-porandakan Konoha dalam beberapa menit. Seluruh ninja di desa
itu hancur berkeping-keping, mati, dan membuat darah Naruto mendidih, marah,
dan ingin membunuh Pain meskipun harus menghancurkannya berkali-kali.
Saat pertarungan yang menggetarkan hingga kemenangan berada
di tangannya, Naruto malah ingin berhadapan dengan tubuh asli Pain; Nagato.
Padahal ia bisa saja dari jarak jauh membunuh Nagato ini. Saat pertemuan itu,
Naruto berkata : aku hanya ingin
mengonfirmasi, apa yang akan aku lakukan ketika bertemu dengan musuh
terbesarku. Bisa saja, Naruto langsung membunuhnya. Tapi Naruto adalah
sosok yang memang dipersiapkan untuk menjadi pahlawan. Pengalaman pahit
sepanjang hidupnya, menjadikannya sosok yang bijaksana.
Mengonfirmasi kebencian, adalah menghadirkan kesadaran saat
ia tengah berada pada suatu hasrat yang siapapun tak akan bisa mencegahnya. Ia
cukup menyelami dirinya sendiri, menimbang dengan penuh kewarasan. Sebagaimana
sabda Nabi yang pernah kuingat, orang yang kuat bukanlah orang yang gagah
perkasa, tetapi orang yang mampu meredam amarahnya ketika ia berkuasa untuk
marah.
Jadi, dunia ini bagaimanapun baiknya, tetap menyimpan seribu
kebrengsekan juga. Kita harus menjadi salah satu dari beberapa orang yang
bertugas untuk menyelamatkan dunia itu. Baik dengan jalan kebaikan, atau dengan
jalan keburukan. Karena kita tidak pernah tahu mana yang akan bertahan dan
berhasil. Karena soal keburukan atau kebaikan, urusannya dengan Tuhan. Dan
kebijaksanaan kita memahami kehidupanlah yang akan menentukan kemana hati kita
bersandar.
0 comments:
Posting Komentar
semoga artikel ini berniat baik pada pembaca, komentar pembaca akan membangun blog ini.