Menjadi penulis terkenal adalah cita-cita yang menggiurkan
bagi –minimal- seseorang yang hobi membaca. Orang yang suka membaca kebanyakan
bercita-cita bisa menulis sebagaimana buku yang dibacanya. Namun demikian,
sampai saat ini masih banyak orang yang akhirnya galau karena menjadi penulis
buku terkenal demikian sulitnya.
Menjadi penulis terkenal bukan soal tulisannya bagus atau
tidak bagus. Banyak penulis yang bermodalkan kemampuan menulis pas-pasan lalu memiliki
jaringan luas tak terbatas dalam bidang ini sehingga bukunya diberi gelar best
seller. Maka dari itu, diperlukan tips dan cara agar seorang penulis pemula
bisa menapaki jalan menjadi penulis terkenal.
Tips yang akan saya tulis, tidak akan membuat kepala pening.
Ya saya bisa jamin. Mungkin saya belagak seperti AS Laksana yang memiliki
tips-tips jitu dalam bukunya. Sebuah tips realistis, bukan fatamorgana. Maka
demikianlah saya akan merumuskan beberapa cara agar seseorang bisa menerbitkan
buku dan menjadi terkenal.
Pertama : Membaca
Untuk menjadi seorang penulis, tentunya kita harus banyak
membaca. Itu adalah rumusan yang setiap hari kita dengar. Dan suatu rumusan
yang dibenarkan oleh seluruh manusia di bumi ini, kalau tidak dilakukan, maka
kita tidak akan mendapat manfaat apapun. Rumusan tinggal jadi rumusan. Karnea
itulah, mulai sekarang membacalah.
Apa yang harus dibaca? Segala hal yang menarik hati. Hal ini
bisa kita mulai dari genre. Seorang anak SMA mungkin akan lebih menyukai novel
bergenre tenlet atau checklit. Novel ini bergaya anak muda banget, lu gue, dan
biasanya penuh drama yang menguras emosi. Seorang mahasiswa, bisa jadi lebih
menyukai novel yang agak dewasa sedikit. Atau menyukai novel sastra yang
memiliki logika bebas beraturan.
Apapun buku yang tulisan yang kita baca, akan membawa
manfaat yang luar biasa. Saat kita membaca novel detektif, kita akan memiliki
keinginan menulis novel detektif. Saat membaca novel dongeng, kita akan merasa
bisa menulis novel dongeng. Saat membaca roman percintaan atau novel sejarah,
kita juga akan memiliki keinginan menulis ke arah sana. Tidak peduli bagaimana
memulai, mulai saja.
Beberapa orang akan membenci saat kita membaca novel teenlet
yang dikelompokkan dalam genre sinetron cemen. Atau orang akan sinis dan wow
saat kita membaca novel milik pramoedya, ahmad tohari, ayu utami, atau
novel-novel sejenis. Biasanya, seorang penulis yang baik, juga seorang pembaca
yang hebat. Bila kita serius membaca, kata-kata akan mengalir demikian mudahnya
sehingga tidak ada istilah mandeg jegrek dan kehilangan kata-kata untuk
dituliskan.
Kedua : Ikuti Lomba Menulis
Setelah banyak membaca dan sedikit-sedikit menulis, selayaknya
bila kita mengikuti perlombaan. Perlombaan menulis saat ini sudah banyak, mulai
dari yang tak berhadiah hingga hadiah jutaan. Untuk pemula, hal ini bisa
dijadikan semangat. Karena ada beberapa karakter perlombaan yang pemenangnya
akan diikutkan untuk antologi. Sehingga sambil belajar menulis, kita menang
kemudian sudah punya buku. Semakin banyak ikut, kesempatan menang semakin
besar. Itu saja yang perlu dipegang.
Perlombaan yang bisa menjadi ajang belajar adalah penulisan
short story. Kalau cerita yang sangat pendek, biasanya menjadi flash story.
Ikutlah lomba di blogger, facebook, atau komunitas-komunitas, terlebih dahulu.
Jika beberapa kali ikut kemudian tidak menang, jadikan pelajaran. Karena
biasanya perlombaan disesuaikan dengan tema. Sehingga tema ini akan membuat ide
dalam kepala kita dengan sendirinya.
Maka semakin banyak mengikuti lomba, kita akan semakin
banyak memiliki ide. Kumpulkan setiap tulisan yang disertakan dalam lomba untuk
dipelajari. Maka yakin saja, belajar sambil harap-harap cemas menunggu
pengumuman pemenang akan sangat menyenangkan. Karena prinsip dasarnya, semakin
banyak menulis, maka kemampuan kita akan semakin terasah. Dalam waktu enam
bulan saja, kita akan punya gairah kepenulisan yang luar biasa.
Ketiga : Ikut Komunitas Menulis
Di mana-mana, komunitas adalah sekelompok orang yang
menyenangkan bagi anggotanya. Apalagi komunitas ini sesuai dengan hobi kita,
dan sesuai dengan keinginan kita menjadi seperti mereka. Dalam suatu komunitas
pasti memiliki anggota yang lebih senior, atau pembina keren yang pengalamannya
melebihi anggota lain. Dalam komunitas kepenulisan, keberadaan praktisi dan
akademisi kepenulisan sangat penting.
Saat penulis pemula ikut dalam komunitas, ia akan dibuat
senang menjalaninya. Selain banyak support, kita juga akan nyaman karena banyak
orang yang satu tujuan. Saling asah akan terjadi antar anggota komunitas.
Saling memberi saran dan kritik adalah hal yang membangun. Sehingga orang yang
belajar seorang diri akan lebih lama kemampuannya dari pada orang yang belajar
menulis bersama-sama.
Di dalam komunitas, kita juga akan diajak untuk berkomitmen
kepada tujuan kita. Saat kita kendor, ada orang lain yang menyemangati.
Informasi terbaru dalam dunia kepenulisan akan cepat kita dapat. Baik tips
menulis cepat dan bagus, maupun cara menerbitkan buku. Bergaul dengan orang
yang hobi menulis, yakinlah bahwa kita juga akan bisa menjadi penulis.
Keempat : Buat Buku Kumpulan Tulisan
Tahap berikutnya memang agak berat saat kita melihat
langsung ke sini. Namun ketika kita mengikuti proses kreatif diri sendiri sejak
membaca, mengikuti lomba kepenulisan, hingga ikut komunitas menulis, maka
membuat kumpulan tulisan bukan sesuatu yang sulit. Bayangkan, saat kita banyak
membaca, maka kemampuan kita akan terus meningkat.
Lalu saat kita ikut 10 lomba kepenulisan, maka paling tidak
kita sudah punya 10 tulisan. Kalau 5 diantaranya jelek, buang, dan buat lagi 5
tulisan yang baik. Revisi tulisan terdahulu sehingga lebih layak dibaca. Dengan
punya 10 tulisan, ditambah pelatiha-pelatihan menulis saat berada di komunitas,
maka setidaknya kita sudah memiliki 15 tulisan. Yang mana, 15 tulisan ini sudah
sangat layak menjadi satu buku.
Saat kita selesai mengumpulkannya dalam satu dokumen,
mintalah teman untuk membacanya. Tidak perlu bagus-bagus bila memang ‘bagus’
masihlah sangat jauh. Cepat lakukan proses editing, minta tolong buatkan sampul
buku kepada teman yang berada di jurusan photoshop, sehinga tampillah buku kita
sendiri. Lalu terakhir, cetak. Cetak, dan biarkan teman-temanmu bertepuk tangan.
Semangat ini akan terbawa dalam kehidupan. Akan membuat kita
lebih optimis di dalam dunia kepenulisan. Orang sekomunitas juga akan mulai
meniru jejak kita. Sementara adik kelas atau adik komunitas, juga akan
menganggap kita sudah lebih jago sedikit. Dengan semangat semacam ini, membaca
mutlak diperlukan, dan menulis lebih banyak juga mutlak dilakukan. Kita akan
melihat dunia dengan cara yang berbeda.
Kelima : Buat Blog
Saat ini, kita bisa sedemikian mudah menyebarkan gagasan. Gagasan-gagasan kita yang sudah tertuang dalam tulisan, bisa diposting dalam blog. Tentu saja blog gratisan bila kita masih belajar menulis. Semata-mata menulis adalah pekerjaan keren sehingga orang yang terlihat sering menulis juga bisa dikatakan keren. Apalagi dengan menulis di blog, kita bisa langsung menyebarkan link tersebut ke beberapa teman di dunia maya ini.
Dengan memiliki blog, kita bisa pamer kekerenan kita sedemikian rupa sehingga semangat menulis juga terpacu. Dari pada menulis di media massa atau menulis buku, lebih mudah menulis di dalam blog karena tidak ada kurator, dan tidak ada biaya apapun kecuali secangkir kopi di warung ber-wifi. Bahkan dengan memiliki blog yang aktif tulisannya, profesionalitas kita akan terlihat.
Kelima : Kirim Tulisan ke Media
Hal yang juga luar biasa adalah saat kita sanggup
memunculkan nama di media massa. Pertama-tama memang akan sungguh teramat
sulit. Tetapi orang media bukanlah orang yang bodoh. Dengan banyak pengalaman,
mereka akan mempertimbangkan tulisan kita. Paling tidak, pilihlah topik-topik
yang aktual dan banyak diperbincangkan saat itu.
Baik menulis puisi, cerita pendek, atau opini, aktualitas
menjadi sangat penting. Bacalah karya penulis lain, juga bacalah tajuk rencana
media massa yang hendak kita kirimi tulisan. Dengan begitu, kita akan tahu
karakter media tersebut. Saat kita sudah tahu karakter media itu, tinggal kita
sediakan tulisan yang layak dan sesuai dengan ideologinya.
Semakin sering kita menulis, semakin sering editornya
melihat nama kita. Akhirnya semakin dia yakin bahwa kita penulis yang serius,
dan berharap besar padanya. Orang paling suka kalau dia merasa sangat
dibutuhkan. Karena itu, suatu saat, bila kita konsisten dengan tulisan layak
kita, menembus media bukanlah hal yang mustahil. Di saat inilah, kita sudah
siap menjadi penulis yang setingkat lebih tinggi.
Keenam : Sering Memberi Materi Kepenulisan
Mengajar juga belajar. Saat kita sudah punya pengalaman dan
bisa menulis, teruslah memberikan manfaat pada orang lain. Suatu saat, ketika
kita mengajar, kita bisa mendapat pengetahuan baru mengenai teknik menulis yang
baik. Kesalahan-kesalahan kita di masa lalu, kebebalan di masa lalu, akan
menjadi pijakan tak terduga dalam merumuskan cara menyelamatkan generasi muda
dari ketidakbisaan menulis. Keren kan?
Ini adalah hal yang tidak pernah akan ditemukan oleh orang
yang tidak menjadi pengajar. Bukan dalam arti yang resmi, namun menjadi
pemateri dalam suatu komunitas saja sudah cukup. Dari sana, kita akan terus
menerus belajar bagaimana cara menjadi penulis yang efektif. Dengan menemukan
teknik itu, selain menulis kita jadi semakin hebat, kita juga bisa menjadi
cahaya bagi orang lain. Di sanalah kemudian, kita akan menjadi orang yang
paling baik.
0 comments:
Posting Komentar
semoga artikel ini berniat baik pada pembaca, komentar pembaca akan membangun blog ini.