Jika aku adalah kembara angin gunung yang terbang mencari
sarangnya, kaulah sarang itu. Kaulah alasan yang tepat untuk pemberhentianku.
Jika aku adalah matahari, kuharap kaulah bunga-bunga yang
tiap hari ku sayangi dengan pancaran senyumku. Mencapai tiap kembangnya dengan
pemekaran sempurna, seperti adenium kita yang lugu. Jika aku matahari, maka
kaulah bumiku sayang, yang menyerap tiap tetes kasihku dan menyimpannya dalam
tubuhnya yang damai. Jika aku adalah matahari, kaulah seorang perempuan yang
berteduh di dalam kamarnya, menyapaku takut-takut, dan hanya membayangkanku
saja dari jauh.
Jika aku adalah hujan, kaulah gadis kecil yang berlarian
menghindari tiap tetes air mataku. Kaulah gadis berpayung yang hanya berdiam
diri ditengah hujan sambil menyembunyikan tetes air matamu yang bening. Aku
menyerapnya ke akar-akarku dan kusimpan dalam dadaku yang luas. Tak sanggup aku
melihat air mata menetes dari hati yang lembut. Jika aku adalah hujan, maka
kaulah hujan paling deras yang bisa kubayangkan. Jika aku adalah hujan, maka
kaulah penikmatku satu-satunya, gadis kecil yang melihatku dari kedalaman
matanya.
Jika aku adalah hujan, kaulah gadis kecil yang berlarian
menabur-naburkanku seperti bunga-bunga yang kau cintai. Jika aku adalah hujan,
kaulah yang setiap saat membuat puisi tentangku dan berharap aku datang disaat
hatimu ingin menangis sehingga aku bisa menyimpan isakmu pada dadaku yang
dalam.
Kuperhatikan wajahmu, seperti sebuah
patung yang dipahat dari batu surga, setetes air dan kecipaknya menimbulkan
riak yang putih berkilau seperti matahari. Ketika sore, wajahmu menjadi lebih
berpelangi dengan gurat warna samar namun membekas.
Wajahmu, seperti novel yang kubaca di
waktu gerimis datang. Menceritakan kota-kota dilangit yang terdiri dari awan
dan hujan. Udaranya dingin, mendekapkan tubuhku ke wajahmu, lalu kulihat
bidadari berterbangan dari mata ke hidungmu, dari pipi ke bibirmu.
Jika kau adalah hujan, akulah yang akan paling sering
memperhatikan setiap tetes tubuhmu. Jika kau adalah hujan, akan kubuatkan
istana tentangmu dari serpihan hatiku yang jatuh tercecer. Jika kau adalah
hujan, aku akan berdiri dibawahmu merasakan lembut dan kerasnya aliranmu.
Jika kau adalah jari jemari, maka aku adalah tiap sendi yang
mengurat menjadi penguatmu. Jika kau adalah jari-jari, kusiapkan ciuman ditiap
pagi untuk merenggutmu dari tempat tidur. Kaulah yang bergetar lembut dalam
tiap tetes darahku, jika kau jari jemari, ijinkan aku menggenggamnya erat, ijinkan
kusimpan jari jemarimu dalam pintu besi hatiku.
Jika kau adalah seorang manusia, jadilah aku nafas dan
denyut jantungmu. Menghidupkanmu dari sejak kau bangun dengan jiwa baru, hingga
kelelahan meberangus senyum sayumu. Tiap gerakmu adalah tuntunan bagiku,
menjadikanmu satu-satunya perempuan yang akan menggapai semua mimpiku.
Kaulah hujanku. Kaulah bungaku. Kaulah bukuku. Kaulah
jemariku. Kaulah padang pasirku. Kaulah jemariku. Kaulah jalanku. Untukmulah
semua pujianku tertuju.
0 comments:
Posting Komentar
semoga artikel ini berniat baik pada pembaca, komentar pembaca akan membangun blog ini.