Hal pertama yang ingin kulakukan ketika kita bertemu adalah
memegang tangamu dan mencium setiap jemarimu dengan sepenuh hatiku. Hal seperti
inilah yang mungkin selalu ingin disampaikan Kahlil Gibran kepada kekasihnya.
Dan aku benar-benar telah jatuh kepada keindahan dari setiap sikapmu, meskipun
dalam beberapa hal kita telah sepakat bahwa kau adalah “perempuan yang aneh”.
Ijinkan aku menjadi orang yang mengagumimu. Ijinkan aku
menjadi orang yang mabuk dalam gula-gula. Jangan menganggap aku hanya menurutkan
sesuatu yang tidak penting. Bagiku, fase ini adalah fase dimana aku menemukan
kembali makna hidupku. Aku terlalu lama melakukan perjalanan sendirian, kau
tahu rasanya kan? Dan sekarang aku menemukamu, aku benar-benar menjadi berguna
karena setiap perjalananku ada yang mendengarkan, ada yang menyukainya, ada
yang tak bosan. Menjadi kenyataan bahwa satu hal yang tak bisa kutahan adalah
untuk tidak mengirimimu sms.
Aku tahu akan semua kekhawatiranmu, entah ini mengenai
ketidakpantasanku atau ketakutanmu sendiri terhadap waktu yang tidak bisa kau
halau. Kita pernah membicarakannya dalam sms-sms kita yang pendek, namun aku
tidak bisa memejamkan mata sedetikpun sejak kejadian itu. Satu hal yang pasti,
aku memiliki rencana panjang terhadapmu, bahwa mimpi kita untuk pergi melihat
apa itu pegunungan, lembah, laut, pantai, merasakan angin, berdiam diri
bersisian, juga perjalanan-perjalanan yang kita angankan semuanya akan terjadi.
Tersenyumlah kepadaku. Aku tahu bahwa kelemahan perempuan
adalah sebuah rayuan. Tapi aku tidak hendak merayumu karena aku benar-benar
tidak tahu dari apa hatimu dibuat. Kau tidak sebagaimana perempuan lain yang
bisa saja tidak mau lepas dariku karena kata-kataku yang manis membuai. Tapi
dirimu berbeda, dan sayangnya kau sama sekali tidak tertarik dengan semua
pujianku terhadapmu. Itu menyedihkan sekali bagiku. Terutama karena aku tidak
bisa membuktikan apapun bahwa aku serius untuk menjadikanmu bagian terpenting
dalam perjalanan hidupku.
Apakah kita masih muda? Tidak, bahkan yang paling aku
takutkan adalah waktu yang tiba-tiba memintamu untuk meninggalkanku sementara
aku belum menyiapkan diriku sendiri.
Adik, sekarang ceritakanlah kepadaku, kepada orang yang benar-benar menyayangimu, kepada orang yang benar-benar ingin menjadikanmu sebagai perempuan satu-satunya setelah ibunya yang tinggal di sebuah desa terpencil.
Kau pernah mengatakan takut dengan waktu. Kau tidak punya
keberanian berjalan disampingku dan lebih memilih dibelakangku, apakah kau
bermaksud meninggalkan orang yang tidak punya tujuan lain selain kepadamu? Kau
tidak memiliki kekuatan untuk menghalau waktu, apakah maksudnya itu? Hal ini
menakutkanku, kau tahu, kau mengibaratkan dirimu seperti permen kapas, aku
ingin menangis membaca itu, maka secepatnya kita mengalihkan pembicaraan
tentang itu. Tapi sumpah aku tidak bisa tidur memikirkannya.
Lalu mengenai pertanyaanku bahwa bagaimana jika aku
tiba-tiba datang ke rumahmu dan melamarmu? Kau menjawab “ku nggak akan kaget,
tapi mungkin kau yang akan kaget”. Apakah jawabmu sehingga aku mesti kaget?
Tentu saja kau tidak akan mau menerima lamaranku, aku tahu. Tapi paling tidak,
aku aka melakukan itu agar aku tidak perlu kecewa suatu hari nanti ketika aku
mengingatmu. Bahwa aku telah melakukan sesuatu yang tidak pernah aku lakukan
kepada perempuan lain.
Kau juga pernah mengatakan kalau kau bisa menjadikanku jatuh
cinta padamu, maka kau akan loncat-lonact kegirangan seperti anak kecil yang
dapat coklat. Tapi yang sebenarnya, apakah kau akan menerimaku jika aku
benar-benar mencintaimu? Dan jawabanmu kemarin adalah, No. Tidak? Meski kita
tidak pernah tahu cinta itu apa, karena yang kutahu, aku ingin selalu berbicara
denganmu, berhubungan denganmu, menanyakan kabarmu, mengirimimu puisi,
menuliskan namamu disetiap perjalananku, dan kalau memungkinkan membawamu
kepada ibuku dan mengenalkanmu sebagai perempuan paling baik diseluruh dunia.
Kau juga berencana akan bercerita mengenai seseorang yang
kau cintai, aku akan dengan senang hati mendengarnya. Kaulah sahabatku, adikku,
dan tidak ada yang lebih menggembirakanku kecuali kau mendapatkan apa yang kau inginkan.
Ceritakanlah orang yang beruntung itu. J
Aku tahu bahwa saat kita bertemu kita akan kehilangan semua
pembicaraan. Maka sekarang semuanya aku tulis. Tapi mungkin tidak semuanya, ini
hanyalah sebagian yang pernah kita janjikan. Kau meminta cerita-ceritaku kan?
Ya, aku akan menceritakannya.
Berjanjilah bahwa kenyataan aku memiliki perasaan yang aneh
kepadamu ini tidak akan merubah bagaimana persahabatan kita. Ingatkan aku,
selalu ingatkan aku jika aku melampaui apa yang tidak seharusnya aku lakukan
terhadapmu. Misalkan, jika kau tidak suka menerima puisi-puisiku, ingatkan aku.
Jika kau tidak suka keinginanku untuk memegang jemarimu, ingatkan aku. Bahkan
jika kau tidak suka aku mencintaimu, ingatkan aku. Aku memiliki semua sikap
untuk menghalau hatiku sendiri, aku memiliki kemampuan untuk membohongi
perasaanku, aku memiliki sifat munafik kepada diriku sendiri. jadi, jangan
segan-segan mengingatkanku demi keutuhan persahabatan kita.
aku ingin memberikan penjelasan kepadamu mengenai bagaimana
cinta sejati itu. Tidak kutulis disini karena sebaiknya aku langsung
menjelaskannya kepadamu. Kau berhak mendapatkan pemahaman itu mengingat kau
tidak pernah jatuh cinta J. Dan dengan itu, meskipun kau tidak menikah
denganku, kau akan dapat memahami bagaimana calon suamimu akan mencintamu.
apakah kau
mengingat tulisan ini?
baca
baik-baik, mungkin kau mengenalnya…
Seorang laki-laki datang padaku atas nama
keyakinan
Keteguhanku runtuh juga atas sebuah
keyakinan
Seorang laki-laki datang padaku atas nama
keyakinan
Menuntunku diujung kegelapan menuju tepi
yang tanpa batas
yang ia yakini sebagai sebuah keyakinan
Seorang laki-laki datang padaku atas nama
keyakinan
Mencoba menuntun kalbuku menuju dunia tanpa
batas itu
Mencoba memahami relungku dalam sunyi dan
sepi
Seorang laki-laki datang padaku atas nama
keyakinan
Membawaku kesebuah tepian dimana tak pernah
kupijakkan langkahku
Bukan karena aku tak mau tapi karena aku
terlalu kerdil
Seorang laki-laki datang padaku atas nama
keyakinan
Menawarkanku sejuk semilir angin yang tak
pernah kurasa desirnya
Mengakrabkan aku dengan gemericik air
Membiarkanku menari dalam angan
Seorang laki-laki datang padaku atas nama
keyakinan
Mengajakku tertawa lepas membahana bersama
samanya
Seorang laki-laki datang padaku atas nama
keyakinan
Mengajarkanku menutup mata untuk menggapai
semua angan
Meninggalkan semua ketakutan disudut
keheningan sang malam
Seorang laki-laki datang padaku atas nama
keyakinan
Meninggalkan aku ditepian yang ku takuti
Membiarkanku merasakan sejumput senyuman
untuk sebuah kebahagiaan
Semua itu bukan untuknya, tapi untukku
Seorang laki-laki datang padaku atas nama
keyakinan
Mencoba membuatku berdiri di atas
kerapuhanku, mempercayai keteguhanku
Lirihnya yang selalu ku ingat, kau pasti
bisa
Seorang laki-laki datang padaku atas nama
keyakinan
Memandangku dengan mata berbinar, bukan
bibirnya yang menyentuh batinku
Tapi binar matanya yang menembus tiap sudut
direlung kalbuku
Mencoba melepaskanku dai tabir-tabir
ketidakberdayaan
Meyakinkan aku atas apa yang tidak ku yakini
Hei kau laki-laki
Mengapa kau begitu percaya pada
perempuan ini
Hei kau laki-laki
Mungkin masih tak dapat kupahami keyakinanmu
Tapi aku akan kembali di ujung purnama untuk
menanyakan kembali keyakinanmu
Bukan karena kau, bukan juga karena aku
Tapi karena keyakinanku atas sederhanamu,
tiap jengkal tuturmu atas kuha
Untuknya, laki-laki yang datang padaku atas
nama keyakinan
Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk menjadi laki-laki itu.
Membaca setiap baitnya membuatku yakin bahwa aku tahu mengenai dirimu, tapi
kenyataannya, semakin aku membacanya, semakin aku mengenalmu, semakin aku tidak
tahu bagaimana sejatinya dirimu. Lihat dari sudut pandangku, bahwa betapa
kebingungannya aku.
catatan yang bagus
BalasHapus