Benar kata beberapa teman saya
bahwa kereta api telah diperbaiki kualitasnya. Kemarin, sebuah perjalanan yang
cukup menyenangkan membuat saya yakin bahwa kereta api di indonesia memang
menuju perbaikan yang hebat. Sungguh tidak pernah saya sangka, melihat kondisi
indonesia yang seperti tidak pernah beranjak dari “kesakitan”, kereta api kelas
ekonomi mampu memperbaiki dirinya sendiri.
Pertama naik kereta api ekonomi, dahulu,
ketika saya ke Jakarta. Bermodal uang
pas-pasan, saya berteman dengan beberapa pemuda yang terlihat seperti berandal
jalanan –rambut panjang, anting, dan beberapa tato yang memenuhi lengannya.
Saya berkenalan di warung kopi dekat Mushola stasiun, lalu diajak naik kereta
Kertajaya jurusan Surabaya-Jakarta. Dua orang itu membawa setumpuk koran bekas
dari rumah. Sebagai orang yang tidak berpengalaman, nyaris saya menyerahkan
hidup saya di kereta kepada orang tersebut. Mulai dari tidak membeli tiket kereta
hingga berjuang menghindari kejaran petugas pemeriksaan.
Yang tidak kuduga kemudian,
mereka menyulap tempat yang paling mengerikan di kereta api menjadi hotel kelas
melati. WC, water closed yang pesing
itu dilapisi bertumpuk-tumpuk koran mulai dari lantai hingga dinding setengah
badan, lalu minyak wangi botolan seharga Rp 2.500 ditabur mengelilingi ruangan.
Jadilah, bau busuk berganti minyak wangi. Kami duduk disana, saling bercerita
perjalanan, dan saling menjaga (melongok keluar) dari petugas karcis.
Dan untuk ke sekian kalinya, saya
kembali melakukan ritual perjalanan ke Jakarta dengan kereta yang sama
–Kertajaya- namun berbeda kualitasnya. Pertama kali naik, yang saya lirik
adalah WC, rupanya airnya terus mengalir memenuhi bak kecil berwarna hitam. Dada
saya langsung plong karena saya tidak perlu takut untuk minum terlalu banyak
karena stok kamar kecil tidak akan kehabisan.
Sayapun tidak perlu ikut
berdesakan seperti dulu. Dengan santai saya menaiki kereta setelah semua orang
berada di dalamnya. Setelah memilih gerbong, dalam hitungan detik saya
menemukan pendaratan yang sempurna -12E, dengan dua cewek cantik di depan saya.
Sayangnya, saya tidak punya pengalaman dengan hal begituan, jadilah cuek
sepanjang jalan.
Hal yang menggelikan terjadi
ketika kereta yang saya naiki memasuki Bojoegoro. Tiba-tiba tiga penjual nasi
tergopoh-gopoh memasukkan nasi+sayur+lauknya ke bawah tempat duduk kami.
Otomatis kami mengangkat kaki tinggi-tinggi sambil menghindari dengusan nafas
penjual yang seperti di buru. Mereka langsung saja duduk mendesak kami tanpa
pamit. Katanya ada pengawas yang sedang melakukan razia. Waduh, ternyata di
kereta api ekonomi sekarang, penjual di larang berkeliaran ya? Saya baru tahu.
Beberapa menit tanpa terjadi
apa-apa, ketegangan berangsur menurun. Ibu-ibu bongsor penjual nasi itupun
menarik-narik jualannya dari bawah kursi. Salah satunya, orang yang tepat
disebelah saya, berteriak memaki-maki. Saya kaget, dua cewek cantik didepan
saya juga ketakutan. Ada apa?
“Waduuuh, lha iki kok daganganku utah kabeh… gara-gara Mak Ti iki,
kurang ajar, juancok…!!!” (Waduuh, lha ini daganganku kok tumpah semua,
gara-gara Mak Ti ini, kurang ajar, juancok…!!!).
Luar biasa kacau sore itu. Sandal
saya yang habis saya cuci bersih itu sekarang tidak karuan, berlumur pecel dan
sayur mayur. Kayaknya saya bisa merasakan tangisan si Ibu itu. Tapi
bagaimanapun saya kecewa karena setengah jam kemudian, si ibu itu datang lagi
dan terang-terangan bicara “Alhamdulillah, habis tumpah itu mas, malah laku
sepuluh bungkus…!” gubrakkk!!!! Apa-apaan ibu ini. Saya jadi kecut, malas yang
mau beli nasi begituan. –ini bukan berarti saya menyarankan untuk tidak membeli
lho ya…
Setelah itu, saya berusaha untuk
tidur meskipun hati agak sedikit tidak tenang. Lha saya tidak pernah bercermin
bagaimana muka saya kalau tidur, sedangkan didepan saya ada dua orang yang
menggelisahkan hati. Hm…saya berdoa semoga dua cewek itu juga cepat tidur agar
saya bisa menikmati tidur berselimut gerbong kereta ekonomi.
Kereta Ekonomi Part 2
Kereta Ekonomi Part 2
0 comments:
Posting Komentar
semoga artikel ini berniat baik pada pembaca, komentar pembaca akan membangun blog ini.