
Memang benar, tahun baru hanyalah
bulan-bulanan kita akan sebuah waktu. Ini sepintas permainan. tapi tidak tahukah
kita bahwa permainan yang kita anggap ‘hanya sebuah waktu yang berlalu’ ini
adalah sebuah ‘garis start’ menuju resolusi yang hendak kita luluskan? Kita
tidak pernah menyangka bahwa tahun baru menjadi begitu penting, bahkan untuk
sebuah tujuan dan cita-cita hidup, tahun baru menjadi tonggak yang hendak
menuliskan sejarahnya.
Resolusi; Mimpi.
Tahun baru, ya, kita akan
membicarakan tentang resolusi. Sudahkan anda bisa menjawab pertanyaan di atas?
Tidak hanya tahun baru yang membuat kita beresolusi, bahkan ketika ketika kita
menerima suatu permasalahan, atau ketika kita sedang menonton Mario Teguh
Golden Ways, kita akan dengan sepenuh hati tersadar bahwa cita-cita kita masih
banyak; lalu mulailah kita membuat resolusi. Ingin menjadi manager di sebuah
perusahaan, ingin mendapakan beasiswa kuliah ke luar negeri, ingin segera
menikah, dan ingin-ingin yang lain.
Lalu apakah resolusi itu? Kamus
tidak bisa mendefinisikan secara tepat bagaimana resolusi telah berkembang
menjadi sesuatu yang besar. Sekarang resolusi bukan hanya sekedar pernyataan
tertulis dari sekelompok orang yang berkesepakatan, tapi resolusi telah berubah
makna menjadi mimpi dan tujuan seseorang yang bersungguh-sungguh. Sehingga jika
anda memiliki keinginan yang biasa saja, kurang kuat, dan anda berkata “yah,.
Kalau yang ini boleh berhasil boleh tidak!” maka itu hanyalah sekedar keinginan
belaka, belum menjadi resolusi pembaca yang akan dikejar sampai tidak ada lagi
kata untuk gagal.
Sekarang kita masuk ke inti permasalahan.
Ini menarik karena saya baru saja melihat program televisi yang menayangkan
tentang resolusi, dan sejenak membuat saya tersadar betapa resolusi yang kita
buat telah salah sasaran. Kita membayangkan sebuah dunia menjadi lebih baik
ketika kita menjadi manager sebuah perusahaan. Dunia menjadi lebih berbahagia
ketika kita mendapat gaji 15juta perbulan. Dan dunia serasa menjadi lebih
menyenangkan ketika kita bisa menikah dengan lelaki/cewek idaman. Apakah
seperti itu? Apakah itu benar-benar sebuah resolusi untuk mengantarkan kita,
umat beragama, kepada kebahagiaan?
Namun itu bukan urusan saya
memang, saya tidak berniat turut campur tentang resolusi yang telah pembaca
buat. Namun dari kemarin, suatu hal yang membuat saya terus menerus cemas
adalah, ketika teman-teman dekat saya dulu, saling membicarakan tentang
keberhasilan teman yang lain yang meliputi : mendapatkan gaji besar, lulus
lebih cepat, menikah, dan jalan-jalan keliling indonesia. Terus terang saya
menjadi sedih mengingat kebahagiaan yang dicita-citakan oleh mereka menjadi
sedemikian miris. Dan kejadian ini
terus berulang kepada orang lain dengan tingkat pendidikan yang beragam.
Rasa-rasanya, saya sendiri meragukan apakah saya akan bahagia jika ukuran yang
digunakan adalah ukuran-ukuran seperti itu?
Seorang pebisnis MLM bertanya
kepada Alex (Motivator –namun saya lupa nama lengkapnya) bagaimana caranya
membuat resolusi besar ditahun 2013 dengan bisnisnya tersebut. Motivator
tersebut memberikan jawaban diluar panalaran saya waktu itu. Dia menjawab
“sejenak mari kita lupakan bisnis bapak. Sekarang yang ingin saya tanyakan
kepada bapak adalah, kapan terakhir kali bapak mendapatkan ucapan terimakasih
dari teman-teman bapak? Kapan terakhir kali bapak berkumpul bersama orang-orang
dan mereka semua menerima semua yang bapak lakukan, mereka bahagia bersama
bapak, dan mereka akan rindu jika bapak tidak ada bersama mereka?”
Terus terang, saya sebagai
penonton, tidak bisa menjawabnya secepat waktu yang hilang. Saya pernah
mengalami itu, tapi saya masih meragukannya. Jadi apakah selama hidup ini aku
perna tulus untuk bergaul dengan orang-orang? Berteman tanpa tendensi? “Ketulusan
adalah kebahagiaan terdalam” katanya lebih lanjut. “Lakukan semua itu dengan
tulus, maka secara tidak langsung bapak akan mendapatkan teman yang banyak.
Setelah itu, lakukanlah bisnis anda dan semoga beruntung”. Saya tidak mampu
berkata apa-apa jika sudah berhadapan dengan kebahagiaan yang hakiki model
begini. Karena bagaimanapun saya mencari, saya masih belum mencapai kebahagiaan
itu setitikpun.
Agar Resolusi Berhasil
Jika pembaca sudah memahami
bagaiman sebuah ketulusan membuat dunia lebih bahagia, maka sekarang kita harus
mengetahui bagaimana sebuah resolusi bisa berhasil. Dan semua ini harus dimulai
oleh sebuah kalimat sederhana “tidak ada keberhasilan tanpa usaha”. Benar,
namun jika kita hanya berhenti membaca itu sedemikian saja, maka betapa berat
perjalanan yang hendak kita tuju. Saya hanya akan memberikan dua saran saja
untuk memberhasilkan resolusi yang tengah kita buat.
Pertama, resolusi kita harus bersandar kepada sesuatu yang tidak
mungkin tidak, mengharuskan kita untuk berhasil mencapainya. Hal pertama ini
berkaitan erat dengan kekuatan niat dan kebesaran tujuan pembaca. Jika tidak
disandarkan pada sesuatu yang besar, percayalah, resolusi anda akan
terombang-ambing bahkan di danau yang beriak. Pernah baca buku Laskar Pelangi
bukan? Ikal yang tidak pernah bisa mengalahkan Lintang, itu kemudian harus
melihat bagaimana Lintang tidak bisa melanjutkan sekolahnya lagi karena ayahnya
meninggal, dan Ikal harus menahan kesedihannya karena dia dan kedelapan
temannya tidak bisa berbuat apa-apa untuk Lintang karena mereka sama-sama
miskin. Lalu kejadian itu membuat Ikal harus membuat sebuah resolusi, bahwa ia
harus bisa melanjutkan semangat Lintang untuk kuliah ke Sorbonne Perancis
–resolusi yang mustahil. Karena ikal sudah tertohok dengan kejadian itu, maka
mau tidak mau ikal harus berhasil. Harus berhasil. Sandaran ini sedemikian
kuatnya sehingga Ikal harus benar-benar mencapainya.
Lalu bagaimana jika resolusi ini
anda sandarkan pada kekuatan yang lebih besar lagi? Ayah, ibu, dan tentu saja
Tuhan? Maka pembaca sekali-kali tidak akan pernah tenang jika resolusi itu
belum tercapai. Anda akan berjuang sampai titik nadir, sehingga resolusi anda
berdiri gagah di dalam diri anda. Masih ingatkah dengan cerita-cerita seorang
wanita tuna susila yang menginginkan agar anaknya menjadi orang yang bersih,
tidak seperti dirinya? Mereka sebenarnya membuat resolusi yang tidak bisa
ditolaknya, bahwa mereka harus berhasil. Maka anaknya di kurung di kamar kalau
malam, di minta belajar mengaji dan alquran, sehingga nantinya anak-anaknya
akan hidup benar dan tidak menjadi seperti dirinya. Ini adalah sebuah resolusi
yang tidak disengaja, tapi keberhasilannya menjadi 90% karena didasarkan pada
sesuatu yang besar, yang melebihi dirinya. Bisakan anda membuat resolusi yang
tidak bisa anda tolelir kegagalannya?
Kedua, ini adalah hal teknis yang sangat menunjang keberhasilan
resolusi pembaca. Yaitu dengan memecahkan resolusi pembaca menjadi beberapa
tahapan yang disertai waktu tercapainya dengan jelas. Jika niat sudah kuat
tertanam, maka tahapan ini akan membantu pembaca mengira-ngira kapan dan
bagaimana resolusi itu akan benar-benar tercapai. Ya ampun, tangan saya sudah
sekarat untuk mengetik lagi. Tapi tidak apa-apa, saya akan melanjutkan mengetik
sedikit lagi. Silahkan pembaca membuat resolusi itu sebesar-besarnya, sebanyak
yang pembaca mau, namun ingat banyak dan kebanyakan itu sesuatu yang berbeda.
Jangan sampai membuat resolusi anda kebanyakan sehingga anda akan kebingungan
resolusi mana yang akan di dahulukan. Satu lagi, jangan kaku untuk mencapai
resolusi ini. Fokuslah pada hasilnya, bukan pada pekerjaannya.
Jika anda berharap memiliki gaji
tinggi dengan menjadi vice president
perusahaan karena anda ingin membeli rumah untuk istri, maka jika suatu ketika
anda sudah mendapatkan rumah tapi belum menjadi vice president, berarti sebenarnya anda telah berhasil mencapai
resolusi tersebut. Jadi, fokuslah pada hasilnya, bukan pada pekerjaannya. Ada
saatnya anda melepaskan sebuah resolusi karena ada hal lain yang lebih besar
yang harus anda lakukan, yang harus anda korbankan, sehingga resolusi anda
tidak berjalan sesuai rencana. Jika terjadi yang seperti ini, milikilah semangatnya,
untuk menghasilkan sesuatu yang lain. Milikilah semangatnya untuk resolusi yang
lain.
Demikian tulisan ini ditutup.
0 comments:
Posting Komentar
semoga artikel ini berniat baik pada pembaca, komentar pembaca akan membangun blog ini.