
Dengan memahami bahwa manusia adalah puncak rantai makanan, Andrew kemudian kalap dan menjadikan kekuatan yang ada dalam dirinya untuk memangsa manusia lain yang lemah. Ia mendasarkan penilaiannya kepada singa yang memakan rusa, dan kita yang menepuk lalat hingga mati. Singa yang memburu dan memakan rusa tidak pernah merasa bersalah, begitupula kita yang menepuk lalat hingga hancur, juga tidak pernah merasa bersalah. Dan itu adalah permasalahan besar yang dimiliki Adrew yang memunculkan simpulan, “pasti ada maksud tersembunyi dari semua itu”. Dan di mulailah, kisah Andrew yang awalnya sebagai tokoh protagonis, menjadi manusia antagonis yang ingin menjadi pemakan segala.
Rasa-rasanya sosok seperti Andrews tidaklah sulit kita temui dalam
beberapa kehidupan nyata. Orang yang dari awal merasa tidak memiliki
keistimewaan apapun, kehidupan masa remajanya kacau, ayah yang pemarah dan suka
memukuli dirinya, juga ibunya yang sakit-sakitan. Kita patut kasihan kepada
orang yang seperti itu, namun kasihan kepada jiwa yang sekarat, tidak punya
pengharapan terhadap dirinya sendiri dan orang lain karena semua cobaan berat
yang menghalangi jalannya, adalah kasihan yang bodoh.
Kita harus menonton film ini, karena kita memang perlu menjadi
orang lain suatu kali, untuk merasakan bagaimana susahnya menjadi orang yang
tidak diinginkan oleh orang-orang disekitarnya. Orang yang hanya dibuat ejekan,
tidak dihargai, kotoran, ‘bukan siapa-siapa’, dan bermacam sebutan untuk orang
yang patut kita kasihani. Kita perlu merasakan bagaimana mereka hidup di bawah
tekanan seumur hidupnya, menjadi orang nomor ke 100 dalam setiap penyebutan
‘manusia’. Dan aku yakin, ada orang seperti itu disekitar kita.
Tidaklah mudah menjadi orang seperti Andrew, maka aku tidak
menyalahkan kemudian ketika ia memiliki kemampuan, kekuatan, dan kekuasaan,
kemudian ia menjadi pemeran antagonis yang bahkan lebih kejam dari pemeran
antagonis andalan para sutradara. Ia lahir dari ketidakmampuan, dan kemudian
keluar dari ketidakbisaannya tersebut menjadi sesuatu yang mengerikan. Seperti
nurani yang selalu di penjara, ketika dikeluarkan, ia akan tumpah ruah
dan memenuhi jalanan. Soda yang dikocok dalam botol, mendapatkan tekanan,
ketika tutupnya dibuka, terjadilah pesta yang kita inginkan.
Begitulah kisah ini kira-kira. Maka mari perhatikan sosok-sosok
disekeliling kita, mari kita lihat kehidupan mereka yang sebenarnya. Adakah
dari mereka yang kehidupannya begitu berantakan? Atau apakan itu dirimu
sendiri? Orang yang selalu hidup dalam bayang-bayang gelap orang lain. Berikan
ia perhatian, bukan karena ia akan balas dendam ketika mendapatkan apa yang
diinginkannya, tapi lebih karena kita memiliki rasa sayang yang tidak akan
menjadi pemangsa sesama. Kita harus percaya bahwa agama yang turun di muka bumi
ini menunjukkan kepada kedamaian dan kasih sayang. Begitupula hati nurani
manusia yang menginginkan kepada kebaikan, ketenangan batin, dan kebahagiaan.
Itulah ujung indah yang ingin semua kita capai. Temukan orang itu, dan
berikanlah yang terbaik untuk mereka.
Review Film “Cronicle”
Cronicle adalah sebuah film yang unik. Sebenarnya agak tidak masuk
akal dengan kemampuan telekinesis yang dimiliki oleh tokoh-tokohnya akibat batu
ajaib yang mereka temukan. Jadi seperti ini, adalah Andrew, seorang siswa SMA
yang kuper dan memiliki kehidupan serta sifat sebagaimana yang kusebutkan pada
awal tulisan. Ia langsung dimunculkan membawa sebuah kamera, dan ia
ingin, mulai hari itu merekam semua kejadian dalam kehidupannya.
Di dalam mobil yang dikendarai oleh sepupunya, Matt, ia menumpang
ke sekolah. Mereka berbicara banyak, lalu tiba-tiba Matt bertanya kepada Andrew
“kamu tahu Arthur Schoperwhauer?” dan otomatis di jawab oleh si kuper ini,
“tidak tahu”. Maka si pandai filsafat Matt memberikan jawaban “Pada dasarnya
umat manusia harus menyadari dirinya sendiri sebagai makhluk yang berkehandak
murni, jadi semua emosi dan keinginan fisik tak akan pernah terpenuhi”. Inilah
kiranya, dasar film ini dibuat, untuk menunjukkan emosi manusia; amarah, benci,
iri hati, terhadap orang lain selamanya tidak akan pernah hilang.
Scene awal film ini seperti ingin
mengenalkan kita lebih jauh sosok Andrew yang akan menjadi pusat cerita,
bagaimana dirinya mempersepsi diri, teman-temannya yang acuh dan berandalan,
ayahnya yang suka memukuli dirinya, ibunya yang sakit, juga Matt yang selalu
dijadikannya tumpangan kemana-mana. Ini penting untuk menjelaskan nantinya,
bahwa keadaannya yang sekarang akan membentuk pemikiran-pemikiran masa
depannya.
Lalu suatu malam, ia berkenalan dengan Steve, sahabat Matt, dan
mengajaknya ke sebuah lokasi ditengah hutan yang katanya mereka sangat
penasaran untuk melihatnya. Andrew ketakutan, tapi ia ikut karena di sana ada
Matt, dan Matt sudah masuk ke dalam sebuah terowongan yang mengeluarkan bunyi
memekakkan telinga. Mereka hanya penasaran, dan menemukan di dalamnya sebuah
batu yang mirip dengan batu-batu mulia, atau dalam film Transformer tampak seperti
batu dari luar angkasa yang diperebutkan itu. Dan dalam film ini, sebongkah
batu itu mengeluarkan suara dan warna-warna yang membuat kamera Andrew rusak
parah, dan hidung mereka bertiga mengeluarkan darah.
Hanya itu saja peristiwanya, dan seperti kita telah diberi
tahu bahwa kameranya rusak, maka terjadi jeda cut yang panjang, lalu tiba-tiba mereka
bertiga telah belajar cara menggunakan kekuatan yang dimilikinya dari benda
tersebut. Mereka mampu menggerakkan benda –dan ini didasarkan pada latihan
mereka, jika mereka mencoba mengangkat benda berat, maka darah akan keluar dari
hidung mereka. Latihan mereka dimulai dari yang terkecil, menggerakkan bola
kasti, lalu menata puzzle, mengerjai orang di supermarket, dan akhirnya Andrew
melontarkan sebuah mobil dengan emosi. Dari sana kemudian timbul perpecahan
pertemanan karena sifat Andrew yang keterlaluan menggunakan kemampuan tersebut.
Matt percaya bahwa diantara mereka harus dibuat peraturan, bahwa
kekuatan itu tidak boleh digunakan pada makhluk hidup dan tidak digunakan
ketika emosi. Andrew tidak mau menyerah, ia merasa tidak bersalah, dan Matt
yang didukung Steve juga tidak mau mengalah bahwa peraturan harus dibuat demi
menjaga keselamatan orang lain.
Pada bagian selanjutnya, mereka akhirnya berbaikan dan belajar
terbang diudara –menggerakkan tubuh mereka sendiri untuk melayang. Mereka telah
memiliki kemampuan yang lebih besar, dan Matt berfikir suatu hari “Altruisme,
membuat keadaan menjadi lebih baik untuk semua orang”. Yah, Matt serius dengan
ucapannya, kekuatan itu bisa digunakan untuk menolong orang –meskipun ia
diolok-olok oleh Steve untuk membuat konser amal.
Dan di malam yang lain, Andrew benar-benar menjadi bintang sekolah
setelah dibujuk Steve untuk mengadakan pentas sulap pada acara Show Talent yang daiadakan oleh sekolahan. Ia
benar-benar menjadi orang baru di luar rumahnya. Sedangkan ketika ia pulang, ia
tetap harus bersiteru dengan ayahnya, hingga suatu ketika ia harus membanting
ayahnya karena hendak memukulnya lagi.
Singkat cerita, Andrew panik dan lari dari rumah. Merampok,
membunuh beberapa orang, dan akhirnya harus terbakar mengenaskan di sebuah
pompa bensin yang meledak. Ketika ia di rumah sakit, ayahnya datang dan
memaki-makinya dan menuduh Andrew untuk bertanggung jawab atas kematian ibunya.
Ibunya telah meninggal. Andrew kemudian kalap dan meledakkan kamar rumah sakit
tersebut, dan menjatuhkan ayahnya dari ketinggian. Ia menunjukkan kepada umum
bahwa ia terbang. Dan dengan cepat pula, Matt segera datang menangkap ayah
Andrew yang dijatuhkan tersebut.
Terjadi perkelahian yang tidak seimbang antara Andrew dan Matt,
karena kekuatan Andrew jauh diatas Matt. Namun atas suatu kesempatan, dengan
sangat-sangat terpaksa, sebuah tombak disarangkan ke punggung Andrew oleh Matt,
dan Andrew mati. Cerita berakhir. Memang, tidak semua pahlawan adalah
manusia super.
0 comments:
Posting Komentar
semoga artikel ini berniat baik pada pembaca, komentar pembaca akan membangun blog ini.