Gunung tegak berdiri. Ia tidak landai, ia seperti karang
yang berdiri sombong diterba dedaunan yang jatuh menuju lembah. Hijau,
bersanding burung-burung yang beterbangan membawa sisa-sisa pagi yang masih
terasa di puncak gunung. Embunnya menetes seperti keran air yang lupa ditutup,
betapa dinginnya, betapa sejuknya, siang yang masih juga dingin, apakah disini
pernah mengenal matahari?
Aku menyusuri jalannya yang berkelok, persis menapaki jalan
naga yang curam –antara jatuh ke jurang atau tertabrak tebing, tidak ada
pilihan yang lebih baik kecuali hati-hati. Mobil yang kunaiki merayap dengan
lihai, kawanku ini memang sudah ahli menapaki jalanan seram di sini.
Ini adalah perjalananku yang beruntung. Makassar, akhirnya
aku sampai di Makassar dengan kondisi yang luar biasa. Aku tidak mengenal
seorangpun kecuali perempuan yang pernah ketemu di pare, Kediri. Ia tinggal di
Makassar dan berjanji untuk menjemputku. Selebihnya aku mengandalkan insting
backpackerku untuk survive di negeri orang.
Selanjutnya, secara tidak sengaja aku memiliki kenalan yang
lain, seorang lelaki yang pernah bertemu denganku di Surabaya ketika mengikuti
seleksi Indonesia Mengajar di Unair. Kami berdua gagal untuk seleksi berikutnya,
dia bekerja (hampir) menjadi pegawai negeri, sedangkan aku melalang buana. Hingga
aku bertemu disini suatu malam, dan demi melihat kondisiku (yang sepertinya
kelaparan), ia mengajakku mendatangi salah satu undangan pernikahan adik
tingkatnya di Program Studi Kehutanan Unhas. Undangan itu ada di gedung Fajar –koran
lokal (sepertinya perusahaan group dari JawaPos Surabaya), dan aku terpukau melihat
kemewahan acrara pernikahan yang sedemikian.
![]() |
Pintu Masuk Ke Taman Wisata Bantimurung |
Akhirnya aku berkenalan dengan beberapa anak Kehutanan di
sana, dan beruntung, Ketua Panitia Outbound kehutanan Unhas yang hari Minggu ini
mengadakan acara di Hutan Pendidikan Unhas bengo-Bengo Kabupaten Maros berada
disana. Ia menawariku untuk join kegiatannya. Demikianlah akhirnya aku sampai di
punggung bukit yang berkelok-kelok. Sempat melewati salah satu tempat wisata
paling recommended yang ada di Bumi
Sulawesi Selatan –Taman Wisata Bantimurung, yang terkenal dengan air terjun dan
kupu-kupu.
![]() |
Papan Nama Dilihat dari Jalanan |
Banyak yang tidak tahu
siapa penemu kawasan yang kemudian di juluki “surga kupu-kupu” ini. Pengen tahu?
Atau pengen tahu banget? *kena sindrom iklan deh. Kayaknya baru kali ini aku
menulis lebai.
Pada sekitar tahun 1856-1857 Alfred Russel Wallace
menghabiskan sebagian hidupnya di sini untuk meneliti berbagai jenis kupu-kupu.
Dialah yang mengenalkan kepada publik internasional mengenai keberadaan Bantimurung
yang sebenarnya ia sebut sebagai “the
kingdom of butterfly”. Baca bukunya ya, judulnya adalah “The Malay
Archipelago”. Berdasarkan pengamatannya ada sekitar 300 spesies
kupu-kupu di bantimurung dan 3 diantaranya hanya terdapat di Sulawesi Selatan
ini. Dan yang paling terkenal tentu saja, kupu-kupu berjambul, atau bahasa
kerennya papilio andrecles.
Itulah sekilas bantimurung, karena saya hanya melewatinya saja
tidak masuk ke tempat wisatanya. Tujuan saya kali ini hanya ke hutan pendidikan
unhas “bengo-bengo” seluas 1.300Ha. Di sanalah aku menghabiskan hari Sabtu-Minggu
bersama anak-anak Bidik Misi Unhas angkatan 2010 sampai 2012 untuk di Outbound.
Di tempat ini juga, aku mendaki sebuah bukit yang lumayan
rendah. Hanya dibutuhkan waktu setengah jam dari villa tempatku menginap untuk
mencapai puncaknya. Di puncaknya ada kantor tower telkom Indonesia, dan beberpa
anak yang sedang mengadakan kemah. Aku bergabung bersama mereka menikmati pagi.
Sayang sekali karena sunrise tidak bisa dinikmati disini. Kebetulan juga, bukit
itu tidak memiliki nama, akhirnya aku beri nama puncak bukit itu dengan “puncak
bukit fathul qorib”. Selesai sudah petualangan yang tidak terlalu menyedihkan
ini.
Ini gambar persis seperti yang saya dapati disana, entah saya mencuri dari mana gambar-gambar ini karena kebetulan yang menjengkelkan, saya tidak membawa kamera yang baik di sana.
0 comments:
Posting Komentar
semoga artikel ini berniat baik pada pembaca, komentar pembaca akan membangun blog ini.