Rabu, 3 Oktober 2012 aku berada di Banten dan tengah
mengadakan perjalanan ke Lampung. Sebenarnya aku tidak merencanakan akan
menginjakkan kaki ke tanah Sumatera, namun ketika beberapa hari di Banten,
keinginan itupun ada.
Mengapa aku mengadakan perjalanan? Pertanyaan itupun
tiba-tiba menggelayut seperti gadis manja. Jika itu hanya digunakan untuk
bersenang-senang dan bersombong diri, itu bisa juga dikatakan demikian. Karena
kadang aku tidak bisa menahan untuk tidak menulis di status tentang perjalanan
yang sedang kutempuh. Jika itu semata-mata untuk menunjukkan kepada orang-orang
bahwa aku bisa menjelajahi dunia kecil ini, maka betapa tidak berharganya
perjalananku.
Aku hanya bisa mengira-ngira karena sesungguhnya akupun
tidak mengerti tujuan yang sebenarnya dari sebuah perjalanan. Jika aku mau
berfikir agak jernih, maka aku akan menjawab begini :
Perjalanan yang sepertinya dilakukan oleh fisik seyogyanya
dilakukan pula oleh batin kita. Semata-mata kita membutuhkan penyegaran dari
hidup yang keras ini. tidak munafik, menjadi hukum alam bahwa tidak ada orang
yang seratus persen bahagia di dunia. Pasti ada kalanya kita memiliki pemikiran
bahwa kita sedang tidak bahagia, dan alangkah bahagianya orang yang begini dan
begitu.
Perjalanan membuat kita tahu bahwa keindahan dunia ini
terletak dari bagaimana kita menikmatinya. Kita harus selalu menemukan
keindahan dari posisi kita sekarang. Karena betapapun nikmat, banyak uang,
serta banyak relasi yang bisa membuat kita seakan-akan
akan bahagia selamanya, kita pasti bosan dengan keadaan nyaman tersebut. ini
sama dengan tempat wisata yang ada di daerah kita sendiri, bahkan orang dari
seberang propinsi datang, kita mah
tenang-tenang aja karena bosan dan tidak tertarik.
Jadi, kita mesti menyegarkan kembali otak dan kehidupan kita
dengan mengadakan perjalanan. Dan hal yang salah dalam memahami sebuah
perjalanan adalah kesan mahal dan jarak jauh. Perjalanan tidak mesti
menghabiskan budget maksimum karena akomodasinya yang kelewat batas. Kita bisa
melihat daerah sekitar kita sendiri, bagi yang daerahnya perbukitan atau
pegunungan, pantai dan laut, hutan dan persawahan, maka beruntunglah. Karena
kita seharusnya bisa sekali-kali mengadakan camping
dengan anggota keluarga maupun tema-teman sekantor (sepermainan) di akhir pekan.
Itu cukup menghibur mengingat kita menghabiskan akhir minggu dengan tidur doang.
Jika kita tidak sanggup melakukan hal yang demikia (padahal
gampang saja), kita bisa memilih cara yang lain. Ini terutama bagi penikmat
transportasi dan orang yang tidak mabuk kendaraan, melakukan perjalanan
sebenarnya. Ibarat Trans Jogja atau Trans Jakarta yang memiliki rute memutari
daerahnya. Kita bisa naik kereta (kelas tergantung) dari stasiun A ke stasiun B
denga jarak tempuh 4-7 jam, lalu kembali lagi menggunakan bus atau kereta api
lagi.
Jalan-jalan seperti ini bukanlah perkara yang sulit namun
tidak semua orang bisa merasakannya. Sehingga kebutuhan jalan-jalan sebenarnya
adalah kebutuhan semua orang yang kehidupannya monoton. Tinggal bagaimana kita
mengeset acara jalan-jalan itu menjadi nol budget, dekat, dan tetap nempel di
hati.
0 comments:
Posting Komentar
semoga artikel ini berniat baik pada pembaca, komentar pembaca akan membangun blog ini.