Keluarga adalah item terkecil
dari sebuah bangsa. Meskipun demikian tidak berarti peran keluarga juga menjadi
kecil. Keluarga benar-benar menjadi cikal bakal lahirnya insan indonesia yang selanjutnya
akan membawa negara dan bangsa indonesia menjadi bangsa unggul di mata dunia. Hal
ini tidak bisa di pungkiri karena keluarga adalah satu-satunya lembaga
pendidikan non formal yang pertama-tama di kenal oleh seorang manusia.
Saat lahir di dunia, kita berada
dalam kondisi buta. Tidak tahu apa-apa mengenai apa yang harus dilakukan di
dunia ini. Tuhan tidak memberi kita pemahaman sejak bayi agar kita bisa
dibentuk oleh Ayah dan Ibu berdasarkan model pembelajaran yang berlaku. Hal ini
kemudian menjadi dasar bagi terbentuknya pendidikan sejak dini di keluarga.
Indonesia yang telah 61 tahun merdeka
masih dianggap belum merdeka secara ekonomi, budaya, dan juga pendidikan. Banyak
kajian yang menyatakan bahwa kita masih di jajah oleh budaya asing yang masuk
secara diam-diam namun akurat melalui media massa. Tidak ada yang tahu bahwa
kita juga terperangkap dalam peta konspirasi negara-negara adidaya yang
menjadikan negara dunia ke tiga seperti Indonesia sebagai sasaran empuk. Contoh
yang sangat jelas adalah tentang “kelatahan sosial” yang menjamur di pemuda
kita. Budaya korea (K-pop) diserap begitu saja tanpa penyaringan yang ketat,
budaya komik jepang yang mempengaruhi cara bermain anak-anak, juga model-model
pacaran yang mencerminkan amerikanisasi. Kita harus tahu bahwa kita tengah di
jajah.
Keadaan yang suram ini seharusnya
kita putuskan sekarang juga. Melalui pendidikan, kita siapkan generasi
selanjutnya menjadi generasi yang tangguh. Ini tidak bisa menunggu terlalu
lama. Pertanyaannya, bagaimanakah cara yang efektif untuk memutus mata rantai
kebodohan ini? Jawabnya adalah keluarga. Ya, keluarga berperan besar dalam
menciptakan anak-anak bangsa yang berdaya saing. Dari sini, keluarga harus
faham bahwa mereka memiliki tanggung jawab yang besar. Terutama dalam membentuk
karakter anak-anak berdasarkan karakter bangsa Indonesia yang santun, jujur,
dan gotong royong.
Keluarga juga merupakan
lingkungan sosial pertama yang dikenal anak. Ketika terjadi interaksi antar
anggota keluarga, seorang anak akan tahu bahwa dia tidak hidup sendiri. Komunikasi
yang terjadi juga menjadikan seorang anak belajar untuk berinteraksi secara
penuh, di hargai, dan penuh harap. Semakin dewasa, seorang anak akan belajar
lebih banyak lagi. Tentang tolong-menolong yang belajar dari proses kakak adik,
kasih sayang, tanggung jawab, kesetiaan, juga pentingnya kerja keras. Kesimpulannya,
dari keluargalah seorang anak akan belajar mengenai dasar-dasar karakter sebuah
bangsa. Jika demikian, maka seorang anak akan benar-benar menjadi pondasi yang
kuat dalam pembangunan bangsa Indonesia.
0 comments:
Posting Komentar
semoga artikel ini berniat baik pada pembaca, komentar pembaca akan membangun blog ini.