pertemuan
diterangi parasmu sembari memuncak
pada jilatnya api unggun.
malam bisu, malam membayang dari kayu-kayu
yang bergemeretak karena terbakar api cemburu.
aku ingin kopi, pada secarik waktu
yang bergerak menemuimu
16 Mei 2014
jembatan kamu
waktu menjadi jembatan,
panjang dan gelap. kamu yang hilang
dari dirimu sendiri, susuri laut
temaram senja, teluk dan tanjung
di sela-sela hidup nan menjauh
kamu berfikir; tak berujung
ujung itu di sini
matahari terbit seperti kawanan
cita cinta bertemu mimpi
tak jarang jarak memuncak
meski batas telah tertebas, kubabat
tetap memudar, dari jembatan
waktu mencari jati diri
9 Juni 2014
kita dan cahaya
aku batu, mengalun dari dadaku rindu
dengung jangkerik dan air sendu menjadi kabur
sesat dalam renungan, keajaiban petani menanam
dendam dari jarak yang tak ia percayai
ia tak pernah selesai, dadaku batu.
kau yang bergemuruh, merasuk menjadi bingkai
tiap cahaya yang mengetuk genting kaca
bilur-bilur hujan menjadi warna, antara kita dan cahaya
adalah tuhan di dalam mata. matamu beku, lagi
menerima cintaku.
17 Juli 2014
0 comments:
Posting Komentar
semoga artikel ini berniat baik pada pembaca, komentar pembaca akan membangun blog ini.