2014-07-29

Puisi: pertemuan dan jembatan, dan lainnya



pertemuan

bertemu aku ingin segelas kopi,
diterangi parasmu sembari memuncak pada jilatnya api unggun. 

malam bisu, malam membayang dari kayu-kayu
yang bergemeretak karena terbakar api cemburu. 

aku ingin kopi, pada secarik waktu 
yang bergerak menemuimu 
16 Mei 2014

jembatan kamu

waktu menjadi jembatan,
panjang dan gelap. kamu yang hilang
dari dirimu sendiri, susuri laut
temaram senja, teluk dan tanjung
di sela-sela hidup nan menjauh
kamu berfikir; tak berujung
ujung itu di sini
matahari terbit seperti kawanan
cita cinta bertemu mimpi
tak jarang jarak memuncak
meski batas telah tertebas, kubabat
tetap memudar, dari jembatan
waktu mencari jati diri
9 Juni 2014

kita dan cahaya

aku batu, mengalun dari dadaku rindu
dengung jangkerik dan air sendu menjadi kabur
sesat dalam renungan, keajaiban petani menanam
dendam dari jarak yang tak ia percayai
ia tak pernah selesai, dadaku batu.
kau yang bergemuruh, merasuk menjadi bingkai
tiap cahaya yang mengetuk genting kaca
bilur-bilur hujan menjadi warna, antara kita dan cahaya
adalah tuhan di dalam mata. matamu beku, lagi
menerima cintaku.
17 Juli 2014


0 comments:

Posting Komentar

semoga artikel ini berniat baik pada pembaca, komentar pembaca akan membangun blog ini.