2012-11-01

Universitas Indonesia

Lima hari saya berada di Universitas Indonesia, sebuah kampus besar yang dengan berani menggunakan nama bangsa kita sebagai namanya. Dengan penyandangan nama itu, sesungguhnyalah terdapat tanggung jawab yang besar pula. Meskipun saya menulis mengenai kampus ini, saya tidak menjamin bahwa saya tahu semua hal tentang kampus tersebut. Tulisan ini hanyalah pandangan parsial, sebuah tulisan logis tetapi tidak sepenuhnya akurat yang berusaha menggambarkan Universitas Indonesia dari sudut pandang saya sebagai pengunjung.

Hal-hal yang patut dibanggakan dari sebuah kampus adalah cara ia berinteraksi dengan lingkungan masyarakatnya. Hal ini sangat penting karena esensi dari Tri Dharma perguruan tinggi adalah pengabdian, penelitian, dan pengajaran. Semua kegiatan tersebut ditujukan untuk kepentingan masyarakat. Dalam hal pendidikan berbasis masyarakat, Universitas Indonesia tidak diragukan lagi. Saya sangat mengapresiasi kampus ini, bahkan layak mendapat empat jempol sekaligus.

Kampus UI, menurut seorang sopir angkutan kota (bahkan sopir angkot pun tahu), adalah kampus paling sejuk di antara seluruh tempat yang ada. Pernyataan ini juga diamini oleh seorang mantan sopir Wakil Gubernur Jakarta yang kebetulan saya temui di Kereta Listrik Jakarta-Depok. Lingkungan kampus yang hijau dan asri mencerminkan harmoni dengan alam, sesuatu yang patut diapresiasi sebagai oase di tengah hiruk-pikuk metropolitan. Namun, ada beberapa hal yang menurut saya masih bisa ditingkatkan.

Sekarang, saya ingin menunjukkan beberapa hal yang tidak saya sukai dari Universitas Indonesia. Perlu diketahui bahwa pandangan saya ini tidak bisa dijadikan dasar studi apalagi dipercaya secara membabi buta. Ini murni opini pribadi saya sebagai pengunjung sesaat.

Pertama adalah sikap individualistik yang dicerminkan oleh sebagian mahasiswanya. Sebagai orang desa yang masih memegang nilai-nilai budaya kolektif bangsa Indonesia, saya merasa prihatin melihat mahasiswa yang berjalan menunduk dengan langkah cepat tanpa menyapa orang lain. Sepanjang saya berjalan keliling kampus, saya hampir tidak menemukan mahasiswa yang memberikan penghormatan kepada orang-orang di sekitarnya. Cara mereka berjalan yang tergesa-gesa menimbulkan pertanyaan besar di benak saya: Apakah mereka diciptakan untuk menjadi robot? Saya akan menyebut kehidupan mereka ini sebagai ciri khas kehidupan kota yang serba sibuk dan individualis.

Kedua adalah nama besar Universitas Indonesia yang menurut saya terlalu kontras dengan beberapa aspek internalnya. Tidak menafikan segala prestasi dan kebesaran yang telah diraih, saya merasa sayang jika perpustakaan megah seperti itu tidak sepenuhnya didukung dengan koleksi buku yang terkini dan menarik. Gedungnya memang ditaksir sebagai salah satu yang terbesar di Asia Tenggara, tetapi apakah itu cukup untuk menggambarkan kualitas isinya? Saya hanya sempat melihat koleksi bagian sastra, dan jujur saja, saya kecewa. Buku-buku yang ada tampak kusam, berbahasa Inggris atau Arab, dan kebanyakan adalah terbitan tahun 80-an. Ekspektasi besar saya terhadap perpustakaan ini membuat saya merasa kesalahan kecil sekalipun menjadi sangat mencolok. Sebelum berkunjung ke sini, saya sempat mengunjungi Rumah Dunia, sebuah komunitas membaca yang memiliki koleksi buku sastra yang cukup mengagumkan. Saya tidak bisa tidak membandingkan antara Rumah Dunia dengan perpustakaan Universitas Indonesia, terutama dalam hal koleksi buku sastranya.

Ketiga, masalah sambungan internet yang menurut saya juga mencerminkan sifat individualistik. Ketika saya mencoba menggunakan Wi-Fi kampus, saya diberi tahu oleh seorang mahasiswa bahwa laptop harus didaftarkan terlebih dahulu ke pihak berwenang. Saya merasa hal ini terlalu birokratis. Mengapa tidak ada sistem yang lebih terbuka dan ramah? Wi-Fi seharusnya menjadi fasilitas yang bisa dinikmati siapa saja, bukan hanya mahasiswa atau staf. Pengalaman ini mengingatkan saya pada kampus Unair di Surabaya yang juga memiliki kebijakan serupa. Teman saya, seorang Sekjen Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia, menyebut hal ini sebagai bagian dari "peradaban tua yang sombong."

Terlepas dari kritik ini, banyak hal yang menyenangkan di Universitas Indonesia. Sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia, tanggung jawab moral untuk menjaga nama besar UI harus diemban dengan serius. Nama besar bukan sekadar kebanggaan, tetapi amanah untuk terus memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Mahasiswa UI, dengan segala kelebihan mereka, juga diharapkan mampu mencerminkan sikap rendah hati dan peduli terhadap lingkungan sosial.

Nama besar Universitas Indonesia harus dijaga dengan penuh komitmen agar tidak menimbulkan kekecewaan bagi siapa saja yang mengaguminya. Lingkungan hijau yang asri, prestasi akademik yang membanggakan, serta peran besar dalam pengabdian masyarakat adalah aset yang harus terus dipertahankan dan ditingkatkan. Dalam dunia yang semakin kompetitif, kampus sebesar UI memiliki tanggung jawab untuk menjadi inspirasi dan teladan, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional.



1 komentar:

  1. saudara-saudara

    Saya di sini untuk bersaksi tentang kebaikan Allah dalam hidup saya dan bagaimana saya diselamatkan dari tekanan finansial karena bisnis saya sedang menurun dan keluarga saya dalam keadaan sulit sehingga kami bahkan tidak dapat membayar uang sekolah untuk anak-anak, karena kepahitan mengambil alih hatiku
    Suami saya juga menggagalkan karena kami menjalankan bisnis keluarga di (Surabaya, Jawa Timur) dimana kami jadi bingung suami saya mencoba untuk mendapatkan pinjaman dari bank dia menolak pinjaman jadi dia online mencari pinjaman karena dia ditipu oleh sone imposters online yang menjanjikan kepadanya pinjaman dan mengatakan harus membayar biaya untuk mendapatkan pinjaman sehingga husbank saya meminjam uang dari teman-temannya untuk membayar biaya maka mereka meminta biaya lagi dengan beberapa alasan dia harus pergi dan meminjam dari saudaranya di (Bekasi) untuk memastikan dia mendapatkan pinjaman setidaknya untuk biaya kebutuhan keluarga dan setelah dia membuat biaya, dia diminta untuk membayar lagi dengan alasan tertentu, hal ini membuat keluarga kelaparan meningkat sehingga kami harus mengumpulkan makanan dari tetangga dekat kami. dan selama berbulan-bulan kami menderita dan bisnis ditutup untuk sementara waktu
    Jadi satu sore yang setia sekitar pukul 14:00 tetangga dekat ini menelepon saya dan mengatakan bahwa dia akan mendapatkan pinjaman dari perusahaan pinjaman secara online sehingga jika dia mendapatkan pinjaman, dia akan mengenalkan saya ke perusahaan tersebut sehingga kami pergi ke ATM bersama-sama dan Memeriksa pinjaman itu tidak ada sehingga kami menunggu sekitar 30 menit kemudian kami mendapat peringatan di teleponnya dari banknya bahwa dia telah menerima uang di akunnya sehingga kami memeriksa saldo rekeningnya dan lihatlah 300 juta kepadanya sebagai pinjaman

    Segera saya berteriak di depan umum sambil menangis dan pada saat itu yang bisa saya pikirkan adalah jika saya dengan jumlah seperti itu, masalah saya berakhir, jadi kami pulang ke rumah saya tidak memberi tahu suami saya, dari 1 juta dia memberi saya saya membeli beberapa bahan makanan di rumah dan berlangganan dan tetangga saya dan saya meminta pinjaman kepada perusahaan karena dia memberi saya pedoman sehingga kami mengikuti prosesnya karena prosesnya sama sehingga setelah semua prosesnya, rekan-rekan saya diberi pinjaman oleh saya
    ONE BILLION RISING FUND (onebillionrisingfund@gmail.com)


    Anda juga bisa mendaftar sekarang dan menyelesaikan masalah keuangan Anda
    Saya berbagi cerita ini karena saya tahu bahwa begitu banyak orang di luar sana memerlukan bantuan keuangan dan perusahaan akan membantu Anda
    Gmail saya adalah


      .(¸. •’´(¸.•’´ * `’•.¸)`’•.¸ ).  .(¸. •’´(¸.•’´ * `’•.¸)`’•.¸ ).
    `’•.¸(` ‘•. ¸* ¸.•’´)¸.•’´)..«´ ONE BILLRISINGFUND¨`».(¸. •’´(¸.•’´ * `’•.¸)`’•.¸ )..(¸. •’´(¸.•’´ * `’•.¸)`’•.¸ ).(onebillionrisingfund@gmail.com) .(¸. •’´(¸.•’´ * `’•.¸)`’•.¸ ). ..(¸. •’´(¸.•’´ * `’•.¸)`’•.¸ )...(¸. •’´(¸.•’´ * `’•.¸)`’•.¸ ).  .(¸. •’´(¸.•’´ * `’•.¸)`’•.¸ ).

    Perusahaan  Alamat Email:::onebillionrisingfund@gmail.com
    Nama Perusahaan :: ONE BILLION RISING FUND
    Jumlah Pinjaman ::: Rp.480.000.000.00 IDRPerusahaan
    Perusahaan WHATSAPP: +1 267 526 5352
    Nama Saya ::::: EFENDI QUEEN LISA
    Email Saya::::efendiqueenlisa@gmail.com
    Negara :::: Indonesia
    Perusahaan Terpercaya

    TARIMA KASIH

    BalasHapus

semoga artikel ini berniat baik pada pembaca, komentar pembaca akan membangun blog ini.